Cinta yang Berujung Luka: Kisah Seorang Tenaga Medis Sukabumi di Balik Aplikasi Kencan
BOGOR, iNewsBogor.id — Di balik profesinya sebagai tenaga medis yang dikenal lembut dan penuh empati, sebut saja N, perempuan asal Sukabumi, menyimpan kisah yang tak banyak orang tahu. Sebuah kisah yang bermula dari ruang virtual aplikasi kencan, dan berakhir pada rentetan kebohongan serta luka emosional mendalam bagi seseorang yang tulus mencintainya.
Kisah ini bermula ketika N mulai menggunakan salah satu aplikasi pencarian jodoh populer. Dalam profilnya, ia menulis status sebagai “single”.
Cerita yang menyentuh hati itu membuat seorang pria asal Bogor, sebut saja M, tertarik untuk mengenalnya lebih dekat.
Percakapan mereka berlangsung intens. Dari sekadar sapaan ringan, hubungan mereka berkembang menjadi komunikasi harian yang penuh perhatian.
“Dia terlihat lembut, dewasa, dan sabar. Saya pikir dia benar-benar sendiri,” ungkap M.
Perkenalan virtual itu berlanjut ke dunia nyata ketika N hendak mengikuti tes CPNS di salah satu universitas di Kota Bandung. Di sanalah keduanya bertemu untuk pertama kalinya. M datang untuk memberikan dukungan moral.
“Pertemuan itu terasa hangat, seolah kami sudah lama saling mengenal,” ujar M mengenang.
Sejak hari itu, keduanya semakin dekat. Hubungan mereka pun berkembang menjadi lebih intim — bukan hanya secara emosional, tapi juga fisik. Mereka bahkan mulai membicarakan masa depan, termasuk rencana pernikahan.
Namun, di balik kisah romantis itu, ada sesuatu yang janggal. M menyadari bahwa selama menjalin hubungan, ia tidak pernah tahu nama lengkap N maupun alamat rumahnya secara pasti. Setiap kali ditanya, N selalu mengalihkan pembicaraan atau memberikan jawaban yang tidak konsisten.
Rasa curiga pun tumbuh. M mulai menelusuri kebenaran tentang sosok perempuan yang ia cintai. Melalui beberapa petunjuk dan informasi dari kenalan di Sukabumi, M akhirnya menemukan fakta mencengangkan: N ternyata masih memiliki suami sah dan seorang anak perempuan yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Bukan hanya itu, hasil penelusuran menunjukkan bahwa N dan keluarganya masih tinggal serumah di Sukabumi.
Saat kebohongan itu terbongkar, N tidak mengakui kesalahannya secara jujur. Sebaliknya, ia mencoba menciptakan narasi bahwa dirinya adalah korban. Ia mengaku terjebak dalam pernikahan yang tidak bahagia, bahkan menuding M telah mempermalukannya.
Lebih jauh lagi, N mulai menjelek-jelekkan M di hadapan teman-temannya — baik di tempat kerja maupun di lingkungan sosial. Tuduhan-tuduhan tak berdasar pun dilontarkan, seolah ingin menutupi kesalahannya sendiri.
“Saya tidak habis pikir, bagaimana seseorang yang saya anggap tulus bisa memutarbalikkan cerita seperti itu,” kata M lirih.
Kisah ini bukan hanya tentang cinta yang dikhianati, tetapi juga potret gelapnya relasi yang dimulai dari dunia maya — di mana identitas, status, dan kisah hidup bisa dengan mudah dimanipulasi.
Fenomena seperti ini kian sering terjadi di era digital. Di balik layar ponsel, seseorang bisa menjadi siapa saja yang ia mau — bahkan membangun kisah palsu untuk menarik simpati. Namun pada akhirnya, kebenaran selalu menemukan jalannya.
Kini, hubungan antara M dan N telah berakhir. Meski meninggalkan luka, M mengaku mengambil pelajaran besar dari pengalaman itu.
“Cinta tidak seharusnya dibangun dari kebohongan,” ujarnya singkat.
Sementara N, sosok tenaga medis yang dikenal berwibawa di lingkungannya, tetap melanjutkan hidup seperti biasa — seolah tak pernah ada cerita di balik layar yang begitu kelam.
Namun satu hal pasti: di balik senyum seorang tenaga penyembuh, tersimpan kisah manusia yang tak kalah rumit — tentang cinta, kebohongan, dan pencarian jati diri di era digital.
Editor : Ifan Jafar Siddik