BREAKING NEWS BMKG: Cuaca Akhir 2025 hingga 9 Januari 2026 Tidak Bersahabat, Cek Lokasi di Sini
BMKG bersama Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko Infrawil) memperkuat upaya mitigasi dan peringatan dini cuaca ekstrem. Kepala BMKG menjelaskan bahwa sejumlah fenomena atmosfer aktif secara bersamaan, termasuk Monsun Asia, Madden–Julian Oscillation, serta pengaruh La Nina lemah dan Indian Ocean Dipole negatif, yang semuanya dapat meningkatkan intensitas badai hujan dan kondisi buruk di sejumlah wilayah.
Upaya koordinasi ini penting agar informasi cuaca bisa mencapai masyarakat secara cepat, terutama untuk perjalanan liburan dan aktivitas publik selama akhir tahun.
Fenomena cuaca tidak hanya terjadi di Indonesia. Di Eropa, gelombang dingin ekstrem diperkirakan memicu penurunan suhu drastis dan salju tebal di beberapa wilayah saat Tahun Baru.
Di sisi lain, fenomena cuaca ekstrim juga tercatat meningkat secara global sepanjang 2025, mempertegas tren cuaca yang tidak menentu.
Editor : Ifan Jafar Siddik