“Untuk anak perempuan dan laki-laki muda yang pernah diejek karena keyakinan atau etnis mereka, kepada Anda yang pernah dibuat merasa bahwa nama mereka tidak disukai, dan kepada orang tua kita dan nenek moyang kita dan orang lain yang dipermalukan karena bahasa Inggris mereka yang rusak namun masih bertahan, hari ini adalah bukti bahwa Anda adalah orang Amerika seperti orang lain. Dan ada era baru di Dearborn,” serunya.
Menurut data sensus 2019, kota Dearborn di Michigan 47 persen penduduknya adalah keturunan Arab-Amerika. Mayoritas penduduk kota Arab-Amerika adalah keturunan Lebanon, termasuk Hammoud.
Secara online, kemenangan Hammoud dalam pemilu disambut oleh para pendukungnya.
“Membuat komunitas Lebanon-Amerika sangat bangga atas pencapaian bersejarah ini,” kata seorang netizen di Twitter.
“Dearborn akan menjadi tempat yang lebih baik ketika Anda menjabat tahun depan. Sangat bangga dengan Anda dan tim Anda. Selamat!!!" tulis netizen lain.
Kemenangan Hammoud hanyalah salah satu keberhasilan pemilihan bersejarah yang diumumkan pada Selasa malam.
Di kota Hamtramck juga di Michigan, Amer Ghalib, seorang imigran dari Yaman, juga terpilih menjadi Wali Kota. Ia menjadi Wali Kota non-Polandia pertama yang memimpin kota itu dalam 100 tahun.
Ghalib memperoleh 68 persen suara, mengalahkan pesaingnya yang juga petahana Wali Kota Karen Majewski.
Pendukung Ghalib sangat gembira dengan hasilnya, setelah berjuang untuk mengamankan perwakilan politik bagi komunitas Muslim yang besar di daerah itu selama bertahun-tahun.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait