Allah SWT berfirman:
ٱلْخَبِيثَٰتُ لِلْخَبِيثِينَ وَٱلْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَٰتِ ۖ وَٱلطَّيِّبَٰتُ لِلطَّيِّبِينَ وَٱلطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَٰتِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
“Perempuan perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga). (QS. An-Nur; 26)
Maksudnya, kata Ibnu Katsir, pada masa Dajjal, Madinah sangat ramai. Demikian juga pada era Isa bin Maryam Rasulullah hingga kematiannya di sana dan dikebumikannya di sana. Setelah itu, orang-orang keluar dari Madinah sebagaimana sudah dikemukakan.
Sebagaimana Imam Ahmad berkata, Umar bin Khattab mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda: “Niscaya orang yang berkendaraan akan berjalan di pinggiran Madinah lalu mengatakan: "Dahulu di sini ada banyak pemukiman orang-orang muslim” (HR Ahmad)
Imam Ahmad berkata, “Hasan tidak meriwayatkan hadis ini, kecuali dengan ketetapan dari Jabir.” Imam Ahmad meriwayatkan dengan keduanya sendirian.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait