Meski demikian, lanjut Deni, pihaknya akan terus melakukan penyelidikan lebih dalam lagi. Salah satunya, melakukan identifikasi visual terhadap orang-orang yang mungkin korban kenal. "Kondisi korban memang dicabut kuku jari kakinya. Selain itu, ada luka sundutan rokok pada bagian bibirnya. Siang tadi sudah melapor ke sini didampingi pamannya," ujar Deni menambahkan.
Sementara itu, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, Yani Jatnika Marwan mengaku sangat prihatin terkait kasus kekerasan yang menimpa seorang bocah yang dilakukan orang tidak dikenal.
"Saya sangat prihatin dengan keadaannya. Kalau memang itu korban kekerasan. Iya, harus dicari siapa pelakunya dan harus sampai dapat," ujar Yani kepada wartawan.
Yani mengaku bahwa dirinya sudah melakukan konfirmasi kepada istri kepala desa. Sewaktu dirinya melakukan konfirmasi kepada istri kepala desa, mereka tidak mengetahui siapa yang melakukan kekerasan terhadap anak disabilitas tersebut. "Karena anak tersebut tidak bisa diajak komunikasi lantaran, tuna rungu," ujar Yani kepada wartawan.
Yani menambahkan, setelah mengetahui kejadian tersebut, maka dalam waktu dekat ini, P2TP2A Kabupaten Sukabumi, akan mengunjungi korban secepatnya. "Alhamdulillah kondisinya sekarang korban sudah berangsur pulih. Seperti tidak demam dan kukunya tidak lagi bengkak dan berdarah. Malah sudah main lagi. Insya Allah akan mengunjungi korban secepatnya," pungkasnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait