Dengan Global Trade Item Number (GTIN), Bio Farma akan lebih mudah memastikan aktivitas ekspor ke berbagai negara secara aman dan terpercaya karena memiliki penomoran yang spesifik sehingga produk dan layanannya tidak dapat dipalsukan. Sebab, WHO pada 31 Desember 2021 sudah mewajibkan seluruh industri untuk menerapkan standar GS1.
"Standarisasi global di GS1 ini menjadi rujukan dunia untuk 115 negara yang sudah terasosiasi. Terlebih
lagi, WHO tidak hanya mewajibkan negara industri yang mengekspor, tapi negara penerimanya pun
menerapkan standar yang sama," paparnya.
Bio Farma sudah menerapkan standar
GS1 sejak 2015. Penggunaan standar GS1 salah satunya diaplikasikan pada kemasan vaksin Sinovac yang dilengkapi dengan barcode GS1. Barcode tercantum pada semua kemasan, baik itu kemasan vaksin primer, sekunder, maupun tersier.
"Sistem ini, ditambah dengan penggunaan IoT pada platform Medtrack, membantu Bio Farmamelacak secara real time pengiriman ke seluruh penjuru daerah di Indonesia serta memastikan keaslian produk vaksin yang diterima oleh masyarakat," urainya.
Dari data dan informasi yang terekam pada sistem, kata dia, memungkinkan Bio Farma untuk mengantisipasi vaksin kedaluwarsa dan memonitor suhu. Sehingga dapat segera dilakukan penyusunan strategi untuk mempercepat konsumsi atau relokasi pengiriman ke wilayah yang lebih membutuhkan.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait