JAKARTA, iNewsBogor.id - Politisi Partai Golkar, Tantowi Yahya, menyampaikan bahwa partai Golkar adalah entitas milik publik dan milik rakyat. Karena Golkar milik rakyat, maka bergerak sesuai harapan dan aspirasi dari rakyat sebagai pemilik partai tersebut.
Tantowi menjelaskan, karena Golkar milik rakyat, maka membuat partai Golkar yang diwakili Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto terus melakukan pergerakan khususnya di bidang komunikasi. Golkar terus dan akan menjalin komunikasi dengan pihak manapun, baik yang sudah terjadi kesepahaman maupun yang segera membentuk kesepahaman dengan Golkar dalam rangka membangun kekuatan bersama.
"Kita sadar selain parliamentary threshold, ada satu kebutuhan bagi partai politik manapun meskipun ia sudah melewati ambang batas tersebut untuk terus melakukan team up atau penjalinan kerjasama, karena dua dan tiga kepala lebih bagus daripada satu kepala," kata Tantowi dalam acara Embargo Talk bertema Ke Mana Arah Koalisi Golkar yang tayang di Youtube Vibrasi, Kamis (16/2/2023).
Tantowi menegaskan, sekarang adalah eranya kolaborasi, jadi jauhi kompetisi kedepankan kolaborasi. Dalam kaitan kolaborasi inilah maka partai Golkar terus menjalin komunikasi dalam rangka untuk menciptakan kerjasama atau kolaborasi dalam memasuki suatu peralatan besar yang tinggal satu tahun lagi.
Mengenai ke mana Golkar akan berlabuh, Tantowi menyampaikan, sudah ada pelabuhan yang namanya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). "Kita lihat saja, yang jelas kita sudah ada pelabuhan yang namanya KIB, apakah KIB itu akan membesar, terus yang mana yang benar, ya di politik ada istilah kebenaran itu adalah ketika ia terjadi," ujarnya.
Tantowi juga menyampaikan, Golkar belum berbicara pada koridor calon wakil presiden (cawapres), karena mandat yang diberikan kepada ketua umum Golkar adalah calon presiden (capres). Namun politik itu cair dan dinamis.
"Politik tidak ada titik, semuanya koma, permainan koma inilah yang akan kita lihat nanti, ke mana pergerakan kita," jelas Tantowi.
Golkar Tidak Punya Hambatan Psikologis
Dalam acara yang sama, Pakar Komunikasi Politik UIN Jakarta, Gungun Heryanto, menyampaikan, Golkar ini unik karena tidak ada hambatan psikologis untuk bertemu dengan beragam kekuatan.
Menurutnya, Golkar cukup berbeda dengan PDI Perjuangan yang punya hambatan untuk bertemu dengan Demokrat dan PKS.
"Golkar itu ruang jelajah komunikasi politiknya sangat luas dan lentur, contoh (Golkar) sudah bertemu dengan Surya Paloh, kemudian bertemu dengan PKS terakhir pak Airlangga bertemu dengan Cak Imin, itu baru bulan Februari, sebelum-sebelumnya bertemu dengan PDI Perjuangan," jelas Gungun.
Analis Politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes juga menyampaikan Golkar secara politik lentur dan mudah beradaptasi dengan perubahan-perubahan politik yang tepat. Politisi Golkar juga relatif terdistribusi ke banyak aktor-aktor politik dan terdistribusi kebanyak kandidat. Sehingga ketika terjadi situasi-situasi baru, adaptasinya menjadi lebih mudah.
"Proses manajemen konflik di internal (Golkar) itu membuat proses-proses akan ada akomodasi terhadap fraksi-fraksi di internal partai Golkar, sehingga dalam prosesnya keputusan politik yang diambil partai Golkar selalu berdasarkan kebijakan-kebijakan atau landasan demokratis, itu yang membuat kebijakan yang dilakukan oleh partai Golkar selalu dasarnya adalah pilihan-pilihan strategis," jelas Arya.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait