Hal ini sinkron dengan data pertumbuhan restoran, kafe, warung yang naik sebesar 300 persen selama dua tahun terakhir. Awalnya kurang dari 1 persen menjadi 12 persen, kuliner naik menjadi 12 persen. "Ini berarti jasa dan pariwisata menjadi modal utama Kota Bogor," katanya.
Untuk itu sambung Bima Arya, jika KADIN ingin bersinergi dan berinovasi, maka bisa fokus pada jasa pariwisata. "Yang membedakan Kota Bogor adalah ibarat Vatikan dan Roma, ceplok telur, kuningnya 1 juta dan putihnya 5 juta. Kota Bogor menjadi bagian dari megapolitan terbesar di dunia," katanya. "Ketika kota lain sibuk memikirkan bagaimana mengundang orang untuk datang, persoalan Kota Bogor adalah bagaimana membuat orang-orang itu nyaman dan ini logika sederhana kenapa Kota Bogor sangat fokus untuk membangun infrastruktur yang ramah bagi pejalan kaki dan transportasi yang mudah dan sebagainya untuk menunjang kota pariwisata dan jasa,” lanjut Bima.
Dalam 10 bulan ke depan Bima Arya bersama jajaran Pemkot Bogor bakal untuk berpacu bak kuda untuk berlari lebih cepat secara maksimal jelang titik finish, menata titik-titik di Kota Bogor, diantaranya transformasi kawasan Suryakencana, revitalisasi pasar dan sebagainya. Ia mengundang KADIN Kota Bogor untuk menjadi tuan rumah di kota sendiri melalui kolaborasi memaksimalkan titik-titik potensial.
Bima Arya sampaikan sambutan di Rapimkota KADIN Kota Bogor. (Foto : iNewsBogor.id/ist.)
Sebelumnya, Ketua Kadin Jawa Barat, Cucu Sutara menyampaikan KADIN merupakan mitra strategis di bidang perekonomian bagi pemerintah daerah maupun pusat. Hal tersebut sesuai amanat undang-undang dan ditegaskan presiden agar Kadin diharapkan secara terus menerus mampu memberikan kontribusi besar.Ke depan Kadin diharapkan mampu melahirkan pengusaha-pengusaha baru, karena UMKM memiliki kontribusi besar bagi bangsa Indonesia bukan pengusaha besar.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait