Menurut Tito, berangkat dari pengalaman tahun lalu, liburan natal dan tahun baru menjadi momentum terjadinya mobilitas massa sehingga berpotensi kerumunan yang bisa mengakibatkan penularan. Hal tersebut menjadi faktor yang sangat penting untuk diwaspadai agar tidak lengah dan tidak lalai. Berdasarkan hasil rapat terbatas, ada 8 strategi utama yang perlu dilakukan secara sistematis. Pertama apapun varian yang dihadapi, protokol kesehatan (prokes) menjadi kunci utama, khususnya pemakaian masker dan hindari kerumunan.
“Jangan lelah untuk mengkampanyekan penggunaan masker melalui kanal media yang dimiliki dan penegakan penggunaannya oleh aparat. Tolong betul-betul ditegakkan," tegas Mendagri.
Strategi lainnya kata Tito, pengetatan kedatangan dari luar negeri dan himbauan untuk tidak ke luar negeri, penggunaan dan penegakkan aplikasi Peduli Lindungi di ruang publik, penerapan PPKM Berbasis level dan mengaktifkan PPKM berbasis mikro, mempersiapkan fasilitas serta kelengkapan rumah sakit dan isolasi terpusat.
Selain itu, intensifkan dan perkuat 3 T, percepat vaksinasi yang merupakan arahan yang secara konsisten disampaikan Presiden Jokowi. Terakhir, pemerintah pusat berupaya keras mempercepat riset varian omicron untuk menjawab 3 pertanyaan utama yaitu tentang kecepatan penularan, dampak keparahan serta kemampuan netralisasi antibodi sehingga ada kebijakan lebih lanjut untuk menanganinya.
"Peran kepala daerah sangat penting sekali dengan dukungan Forkopimda yang telah diberikan perintah atasan masing-masing. Antisipasi agar tidak lengah khususnya di nataru, apalagi varian omicron sudah masuk. Kepala daerah follow up dan koordinasi segera dengan Forkopimda hingga ke tingkat pimpinan perangkat daerah dan tingkat masyarakat, karena itu kuncinya,” jelas Tito.
Editor : Hilman Hilmansyah
Artikel Terkait