Komisi IX DPR RI Mewanti BKKBN Masifkan Informasi Bahaya Stunting

Furqon Munawar
Anggota Komisi IX DPR RI Nur Nadlifah desak BKKBN untuk memasifkan Informasi bahaya stunting. (Foto : Istimewa)

JAKARTA, iNewsBogor.id - Anggota Komisi IX DPR-RI, Nur Nadlifah menanggapi pernyataan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana  Nasional (BKKBN) yang mengklaim masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat atas bahayastunting atau gizi buruk.

Nadlifah pun menyebut pernyataan BKKBN tersebut menunjukkan lembaga itu harus semakin sering mensosialisasikan bahaya stunting kepada masyarakat.

"Saya setuju dengan pernyataan Kepala BKKBN terkait rendahnya kesadaran masyarakat akan bahaya stunting. Tapi sebenarnya itu jugamenunjukkan lembaga ini harus semakin memasifkan informasi dan sosialisasi bahaya stunting ke seluruh kelompok masyarakat, terutama kepada kalangan ibu dan perempuan," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (24/5) sore.

Nadlifah pun mendesak BKKKBN memanfaatkan seluruh sumber daya untukmengatasi masalah tersebut. Apalagi di tengah era perkembangan informasi yang cepat dan beragam kini, semestinya BKKBN bisa memanfaatkan platform apapun untuk meningkatkan pemahaman dan literasimasyarakat atas bahaya stunting.

"BKKBN harus menggunakan seluruh sumber daya untuk meningkatkanpemahaman dan kesadaran atas bahaya stunting. Seluruh platformpenyebaran informasi, mulai dari media mainstream hingga sosial mediaharus digunakan BKKBN untuk menyampaikan pesan dan konten tentangbahaya stunting," ujarnya.

Pimpinan Muslimat NU ini percaya banyak generasi muda yang sebenarnyamulai perduli atau aware dengan isu-isu kesehatan, termasuk stunting.

Karena itu, baginya, pekerjaan rumah BKKBN justru adalah membuatkonten dengan pesan-pesan yang sederhana dan menarik. "Saya percaya generasi Milenial dan gen Z itu cukup aware denganpersoalan stunting. Nah, tugas saya dan BKKBN sekarang adalahmemaksimalkan literasi dan pasokan informasi kepada mereka," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menyebut fakta rendahnyakesadaran masyarakat atas stunting justru menjadi masalah terbesar dalam pengentasan stunting. Kondisi stunting di Indonesia diduga semakin memburuk seiring dengan terjadinya pandemi Covid-19.

Mengacu pada Kemenkes, angka stunting pada Tahun 2022 sebesar 21,6persen. Angka itu turun jika dibandingkan dengan periode tahunsebelumnya yang berada pada level 24,4 persen.

Editor : Furqon Munawar

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network