“Tentu sangat mengapresiasi. Rasanya bukan sekadar belajar law of the game kalau sama Collina, tapi lebih ke hal-hal non teknis. Dia dikenal punya karakter kuat dan tak mudah diteror pemain maupun ofisial di pinggir lapangan, maupun ofisial di luar lapangan,” kata Sigit dalam keterangan tertulis, Jumat (30/6).
Sementara wasit Indonesia, kata Sigit, masih terpengaruh dengan tekanan-tekanan dari para pemain dan official di luar lapangan. Hal ini, menurut Sigit perlu mendapat pembekalan banyak kepada wasit Indonesia demi kemajuan sepak bola Indonesia.
“Yang terakhir ini sudah jadi rahasia umum di Indonesia,” jelasnya.
Lebih jauh pendiri organisasi suporter Indonesia ini mengatakan, selain mendatangkan Pierluigi Collina, PSSI harus intens mengupgrade kualitas wasit dengan mendatangkan wasit-wasit dengan kualifikasi khusus.
Hak ini tak lepas dari mental pemain Liga 1, 2 dan 3 yang masih jauh di bawah mental pemain Eropa atau liga-liga di Asia seperti Jepang, Korea Selatan dan Arab Saudi.
Pemain Eropa atau di liga top Asia sangat patuh terhadap keputusan wasit, meski ada aksi protes kecil-kecilan tetapi tidak sampai pada level mendorong atau bahkan memukul wasit.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait