JAKARTA, iNewsBogor.id - Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebut bahwa sumber utama pencemaran udara yang terjadi di Jabodetabek akhir-akhir ini disebabkan oleh dua faktor utama, yakni kendaraan bermotor sebesar 43 persen dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menyumbang 34 persen.
Menyikapi hal tersebut, Kamal Tarmidzi selaku Bendaraha Umum Badko HMI Jabodetabeka-Banten mengkritik keras pernyataan Siti Nurbaya Bakar. Menurutnya, sebelum membuat pernyataan itu, sebelumnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut bahwa polusi udara yang terjadi di Jakarta bukan bersumber dari PLTU berbahan bakar batu bara.
“Pernyataannya tidak konsisten. Sebelumnya dari KLHK menilai bahwa polusi udara yang terjadi di Jakarta bukan bersumber dari PLTU berbahan bakar batu bara. Sekarang mereka justru membuat pernyataan yang sebelumnya jelas-jelas mereka sangsikan,” ujar Kamal dalam keterangan tertulis, Kamis (31/8/2023).
Kamal mencatat bahwa kesimpangsiuran informasi perihal sumber polusi udara tidak perlu diperdebatkan berlarut-larut. Lebih lanjut, Kamal menyarankan agar seluruh kementerian dan lembaga kepemerintahan diminta untuk tegas dalam mengambil langkah dan kebijakan terkait penanganan polusi udara.
“Yang kita perlukan sekarang adalah menangani dampak buruk polusi udara. Kita harus serius mengatasi masalah ini. Semua lembaga pemerintahan, termasuk juga kementerian harus tegas. Simpang siur perihal sumber polusi udara justru semakin memperburuk kondisi saat ini,” tambahnya.
Di sisi lain, Kamal membenarkan bahwa kehadiran 16 PLTU di Ibu Kota Jakarta menjadi penyebab semakin parahnya kualitas udara, khususnya di Jakarta. kamal menyebut bahwa KLHK sudah seharusnya sejak dulu mengakui bahwa sumber dari buruknya kualitas udara di Jakarta itu dipicu pembangkit listrik.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait