Momen Gibran Minta Prabowo Duduk Disorot

Muhammad Rio Alfin Pulungan
NCW menyorot sikap Gibran yang menyuruh Prabowo Subianto duduk saat pertemuan dengan para relawannya di Arena GBK, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023). (Foto: istimewa).

JAKARTA, iNewsBogor.id - Bakal calon wakil presiden (bacawapres) Gibran Rakabuming meminta bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto untuk duduk, usai berpidato di hadapan pendukungnya di Indonesia Arena GBK, Jakarta, Rabu (25/10/2023).

Momen ini terjadi saat Gibran hendak berpidato menyampaikan program-programnya. Hal ini menjadi sorotan. 

"Gibran terkesan merontokkan marwah mantan jenderal bintang tiga dengan mempersilahkan turun dari panggung dan berkampanye program pribadinya," ujar Ketua Umum DPP National Corruption Watch (NCW) Hanifa Sutrisna kepada wartawan, Rabu (25/10/2023).

Gibran, kata dia terkesan mempertontonkan betapa kecilnya nilai perjuangan, pengalaman dan jabatan para ketua umum partai politik Koalisi Indonesia Maju (KIM) di hadapan puluhan ribuan orang tersebut. 

"Dengan menyatakan, 'Tenang Pak Prabowo, saya ada di sini'," ucapnya. 

Lebih lanjut, ia mengatakan jika Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Erick Samuel Paat yang melaporkan Gibran, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman dan Presiden Jokowi karena diduga telah melakukan KKN terkait pengaturan keputusan MK 90/PUU-XXI/2023, sejalan dengan NCW.

NCW sebelumnya juga menyampaikan adanya kejanggalan dan keanehan yang mendasar, terhadap keputusan MK yang memungkinkan Gibran ikut kontestasi Pilpres 2024. 

"Kami di DPP NCW melihat MK makin keluar dari esensinya yang semestinya menjalankan check and balances pada kekuasaan pembuat undang-undang yakni eksekutif dan legislatif," kata Hanif, sapaan Hanifa Sutrisna. 

Jika demikian, kata dia, publik nantinya juga meragukan netralitas MK apabila nanti terjadi perselisihan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.

NCW sendiri, sebelum ini telah mempertanyakan didaulatnya putra Jokowi lainnya, Kaesang Pangarep, yang 'tiba-tiba' menjadi Ketua Umum PSI. 

"Apa iya seperti ini demokrasi dan suksesi dalam perpolitikan yang sehat yang dibangun pasca reformasi di Indonesia?" kata Hanif. 

Menurut dia, berbagai persoalan ini, termasuk dugaan korupsi di kementerian, tidak akan selesai hanya dengan berbisik-bisik di kedai kopi dan diskusi di TV. Harus ada eksekusi dari gagasan secara nyata.

Editor : Lusius Genik NVL

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network