Namun, dengan kondisi perkotaan yang makin padat, menciptakan kawasan hunian semacam itu sangatlah sulit. Tidak semua lokasi yang dekat transportasi publik di perkotaan menyediakan area yang cukup.
Karena itu, kata Herry, pengembangan kawasan hunian TOD tidak terlepas dari konsep pengembangan beragam mode transportasi. Sebuah hunian, misalnya, tersambung dengan beberapa moda transportasi untuk sampai ke tempat kerja.
"Kalau dalam konteks development-nya bisa saja kita (buat) multimoda. Jadi yang namanya TOD itu berapa jam dia naik kereta, dari stasiun kereta ke rumah ya ada feeder bus misalnya, dengan jarak seperempat jam lagi ke rumahnya," jelas Herry.
Untuk mewujudkan konsep ini, penting mencari lahan yang tersedia untuk pengembangan. Keberadaan hunian yang dekat dengan stasiun menjadi fokus utama, sehingga memungkinkan aksesibilitas yang optimal bagi para penghuninya.
Terpenting, kata Herry, toleransi waktu tempuh menjadi krusial dalam merancang model hunian yang ideal.
“Kita harus mencari lahan-lahan yang available untuk itu. Jadi yang penting dia dekat dengan stasiun, sehingga overall berapa yang jam yang kita tolerir? Katakan 1 jam dari rumah dia ke tempat kerja sehingga lebih produktif nanti dia di kantor," tandasnya.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait