Pro dan Kontra Mudik Lebaran: Antara Tradisi, Agama, dan Budaya

Ifan Jafar Siddik
Mudik lebaran. Foto: iNews.id

BOGOR, iNewsBogor.id - Perjalanan mudik ke kampung halaman telah menjadi sebuah tradisi yang tak terhindarkan setiap kali Lebaran tiba. Namun, di balik tradisi ini, terdapat pro dan kontra yang muncul dari berbagai sudut pandang.

Sebagian masyarakat menganggap mudik sebagai sebuah kewajiban yang harus dilakukan untuk bersilaturahmi dengan keluarga serta sebagai bentuk penghormatan kepada orangtua dan saudara. Mereka melihatnya sebagai sebuah tradisi yang mengikat erat dengan nilai-nilai agama dan budaya.

Namun, di sisi lain, ada juga yang memandang mudik hanya sebagai suatu tradisi yang tak memiliki keharusan dalam Islam.

Dalam perspektif agama Islam, apakah mudik didasarkan pada kesadaran religius atau sekadar sebagai budaya yang turun-temurun? Pertanyaan ini masih menjadi polemik di kalangan umat Islam.

Meskipun mudik tidak termasuk dalam kategori ibadah mahdhah atau yang telah ditentukan aturannya dalam al-Qur'an dan al-Hadits seperti shalat, zakat, dan haji, namun mudik masuk sebagai perbuatan yang dapat mendatangkan kebaikan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Oleh karena itu, jika dilaksanakan dengan niat ikhlas karena Allah SWT, maka dapat mendatangkan pahala.

Namun, pada kenyataannya, mudik telah menjadi bahan perdebatan di tengah masyarakat. Pro dan kontra mengemuka, bahkan menimbulkan perpecahan di antara umat Islam. Namun, sebaiknya mudik tidak perlu dijadikan polemik yang meruncing.

Bagi yang setuju, mereka dapat melaksanakan tradisi ini dengan niat tulus dan kebersamaan. Sedangkan bagi yang tidak setuju, tidak perlu menyalahkan atau mempersoalkan. Karena pada akhirnya, hal tersebut tidak akan merusak keimanan.

Momen mudik seharusnya lebih dari sekadar kewajiban atau tradisi semata. Ia mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dan menjadi perekat persatuan dan kesatuan.

Rasulullah SAW sendiri pernah merasakan rindu pada kota kelahirannya, Makkah, yang terungkap dalam sebuah hadis yang menyentuh hati. Bagi banyak orang, mudik bukan sekadar pulang kampung, melainkan juga sebuah perjalanan spiritual yang memenuhi kebutuhan akan kehangatan keluarga dan kampung halaman.

Dengan demikian, pro dan kontra mengenai mudik Lebaran sebaiknya tidak mengarah pada konflik, melainkan pada pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai agama, budaya, dan persaudaraan yang terkandung di dalamnya.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445H.

Editor : Ifan Jafar Siddik

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network