Ada tiga kegiatan yang akan dilakukan yakni pompanisasi di lahan sawah tadah hujan, optimalisasi rahan rawa, dan tumpang sisit padi gogo di lahan perkebunan. Dimana, lokasinya tersebar di 9 provinsi penyangga pangan nasional dengan memberikan solusi jangka pendek dan panjang.
"Jangka pendek adalah pompanisasi. Anak-anak ini mengawasi pompa. Kemudian jangka pendek oplah. Pupuk yang diberi bantuan tambahan 100 persen oleh presiden Rp 28 triliun, itu diawasi. Kalau ini diawasi, Insya Allah peningkatan produksi signifikan. Anak-anak ini yang mengawasi nanti di lapangan, sambil dia belajar tapi dapat uang saku," ungkapnya.
Nantinya, tambah Amran, mahasiswa yang mencapai target Penambahan Areal Tanam (PAT) dengan hasil terbaik, dikirim ke luar negeri untuk studi banding.
"Yang terbaik minimal 50 orang (mahasiswa) kirim ke luar negeri studi banding, bila perlu 100. Ini anak-anak kita, masa depan kita. Kita ajak mereka masuk ke sektor pertanian, tetapi dengan pertanian modern. Kalau tradisional pasti tidak mampu, aku sudah pastikan. Kalau dia ajak pertanian tradisional, tidak mungkin dia mau ikut. Kita ini sudah punya teknologi triliunan. Kita ajak mereka pasti mau," pungkasnya.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait