Perusahaan induk Facebook, Meta, mengatakan sebelumnya pada hari Jumat bahwa Rusia akan membatasi layanannya setelah menolak perintah pihak berwenang untuk berhenti menggunakan pemeriksa fakta dan label peringatan konten di platformnya.
Jaringan media sosial telah menjadi salah satu front dalam invasi Rusia ke Ukraina, rumah bagi informasi yang terkadang menyesatkan tetapi juga pemantauan real-time dari konflik yang berkembang pesat yang menandai krisis geopolitik terbesar di Eropa dalam beberapa dekade.
“Kemarin, pihak berwenang Rusia memerintahkan kami untuk menghentikan pemeriksaan fakta independen dan pelabelan konten yang diposting di Facebook oleh empat organisasi media milik negara Rusia, Kami menolak” kata Nick Clegg dari Meta dalam sebuah pernyataan.
Pernyataannya muncul beberapa jam setelah regulator media Rusia mengatakan pihaknya membatasi akses ke Facebook, menuduh raksasa teknologi Amerika itu menyensor dan melanggar hak-hak warga negara Rusia.
Pada hari Rabu, Facebook juga merilis fitur di Ukraina yang memungkinkan orang mengunci profil mereka untuk meningkatkan keamanan, menggunakan alat yang juga digunakan perusahaan setelah Afghanistan jatuh ke tangan Taliban tahun lalu.
Gleicher mengatakan Facebook telah mendirikan pusat operasi khusus untuk memantau situasi di Ukraina "sebagai tanggapan atas konflik militer yang sedang berlangsung".
Editor : Hilman Hilmansyah
Artikel Terkait