Jadi Penyebab Utama Penyakit Berbahaya, Cegah The Silent Killer dengan Cara Ini

Alat pengukur tekanan darah (Pixabay)

BogorRaya, iNews.id - Sebutan the silent killer disematkan pada hipertensi atau tekanan darah tinggi karena sering tanpa keluhan. Hipertensi menjadi kontributor tunggal utama untuk penyakit jantung, gagal ginjal dan stroke di Indonesia.

Seseorang didiagnosis hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan hasil tekanan sistol (angka pertama) 140 mmHg dan/atau tekanan diastol (angka kedua) 90 mmHg pada lebih dari 1(satu) kali kunjungan.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1% atau mengalami peningkatan dibanding tahun 2013 yang sebesar 25,8%. Kasus hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis diperkirakan hanya 1/3, sedangkan sisanya tidak terdiagnosis.

Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dr. Erwinanto, Sp. JP(K), FIHA mengatakan jika penderita hipertensi dan tidak dikontrol akan menjadi kontributor tunggal yang utama untuk penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.

"Setiap peningkatan darah 20/10 mm Hg akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner 2 kali lebih tinggi," ujarnya seperti dikutip dari laman Kemenkes.

Hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan perilaku berisiko seperti merokok, diet yang tidak sehat (kurang konsumsi sayur dan buah, konsumsi garam berlebih), obesitas, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stres. 

Keberhasilan mengontrol tekanan darah mencapai target terbukti menurunkan kejadian stroke sebesar 30-40% dan kejadian penyakit jantung koroner sebesar 20%.

Konsumsi garam juga harus diperhatikan dan dianjurkan 5-6 gram per hari. Namun dalam praktiknya, seseorang tidak pernah menghitung berapa banyak konsumsi garam per harinya.

Untuk menurunkan hipertensi, Erwinanto menyarankan memperbanyak makan sayur, buah, sedikit lemak jenuh, ikan dan sedikit gula. Hal itu harus diiringi dengan berolah raga secara teratur 30 menit per hari.

Upaya yang harus dilakukan jika mengalami hipertensi adalah mengontrol tekanan darah melalui fasilitas kesehatan terdekat. Untuk pasien yang sudah hipertensi diharapkan segera mengunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan dan upaya yang harus dilakukan dalam mengontrol hipertensi.

Kalau individu sudah mendapatkan obat dan sudah tahu tekanan darahnya harus diturunkan berapa, selanjutnya minum obat terus meski tekanan darahnya sudah mencapai target.

Hipertensi adalah penyakit kronik yang tidak bisa disembuhkan. Jadi kalau seseorang tekanan darahnya sudah mencapai target bukan berarti sembuh tapi terkontrol. Kalau sudah terkontrol diharapkan risiko penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal akan menurun.

"Yang penting kalau kita bisa mengontrol tekanan darah maka risiko untuk terjadinya stroke dan kematian akibat stroke akan turun 30 sampai 40%," kata Erwinanto.

Editor : Hilman Hilmansyah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network