
Pertama, fokus pada edukasi produk. Saat membuat konten, ia tidak sekadar mempromosikan, tapi juga mengedukasi audiens. Jelaskan manfaat, cara pakai, bahan-bahan, dan kelebihan produk secara mendetail.
“Misalnya, kalau produk skincare, jelaskan bahan aktif dan manfaatnya bagi kulit,” ucap Dosen Kecantikan.
Ia juga selalu membangun kepercayaan dengan meyampaikan review yang jujur tentang produk. Jika ada kekurangan, ia langsung memaparkannya secara objektif agar audiens tahu bahwa ia tidak hanya ingin menjual, tetapi juga peduli pada kepuasan mereka. Hal ini membuat audiens merasa lebih percaya dan cenderung untuk mengikuti rekomendasi.
Saat bercerita melalui konten, ia menjelaskan konsep dan manfaat produk dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh semua kalangan, terutama yang mungkin belum familiar dengan istilah khusus. Konten yang dibuat seolah-olah sedang berbicara langsung kepada teman atau seseorang yang baru mengenal produk tersebut.
Editor : Suriya Mohamad Said
Artikel Terkait