“Mari kita lihat pulau-pulau kecil sebagai laboratorium hidup untuk masa depan, di mana ilmu pengetahuan, teknologi, kebijakan, dan kearifan lokal bersatu demi keberlanjutan,” pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia diwakili Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KKP) Dr. I Nyoman Radiarta, S.Pi, M.Sc mengapresiasi penyelenggaraan simposium internasional yang digagas IPB University bekerjasama dengan GEF-6 CFI Indonesia yang menurutnya sangat strategis dalam menyediakan blue food atau pangan biru dalam kerangka blue economy bagi masa depan Indonesia.
“Kami sangat mengapresiasi penyelenggaraan simposium internsional ini dalam rangka mengidentifikasi dan mendapatkan masukan masukan dari para akademisi dari berbagai pihak baik nasional maupun internasional bagaimana kita menyusun strtegi secara bersama sama untuk menyiapkan blue food atau pangan biru kedepan yang lebih baik dan berkelanjutan,” ujarnya.
Lebih dari 200 peserta menghadiri ICMS 2025, terdiri dari akademisi, perwakilan pemerintah, pelaku industri maritim, hingga mahasiswa. Mereka berasal dari berbagai institusi nasional dan internasional.Selain sesi pleno, konferensi juga menyuguhkan diskusi panel dan presentasi paralel hasil riset terkini, mulai dari oseanografi, biodiversitas laut, hingga kebijakan pengelolaan wilayah pesisir.
Pembicara internasional Dr Huang Wen-Chien (National Sun Yat-sen University, Taiwan), saat paparan dihadapan para peserta ICMS 2025 di Bogor. (Foto : iNewsBogor.id/Furqon)
Melalui ICMS 2025, diharapkan lahir rekomendasi kebijakan berbasis ilmiah yang dapat memperkuat implementasi ekonomi biru nasional, dengan pendekatan holistik antara ekologi, ekonomi, dan sosial.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait
