BOGOR, iNewsBogor.id - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bersama EIGER Adventure Land (EAL) menggerakkan aksi penanaman puluhan hingga ratusan ribu bibit pohon dalam rangka mitigasi bencana dan restorasi ekosistem hulu.
Peringatan Hari Pohon Sedunia ini dipusatkan di kawasan EIGER Adventure Land, Desa Sukagalih, Megamendung, Kabupaten Bogor, kawasan yang menjadi bagian penting dari Daerah Aliran Sungai Ciliwung.
Penanaman ini dipimpin langsung oleh Menko PMK, Pratikno. Beliau menekankan bahwa kegiatan ini merupakan langkah konkret untuk menciptakan Infrastruktur hijau yang sangat vital dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
Pratikno mengapresiasi kolaborasi dengan pihak swasta seperti EIGER Adventure Land, seraya menegaskan bahwa gerakan ini harus menjadi gerakan nasional yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya inisiatif pemerintah.
Tujuannya adalah menghijaukan kembali lahan kritis dari hulu hingga hilir agar fungsi penyerapan air, pencegahan longsor, dan pengurangan sedimentasi sungai dapat berjalan optimal.
Dalam aksi serentak ini, total sebanyak 216.070 bibit pohon ditanam di empat provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah (Wonosobo), Jawa Timur (Malang), dan Banten (Lebak).
Khusus untuk Jawa Barat, penanaman mencakup 123.720 bibit yang tersebar di tujuh kecamatan kritis di Kabupaten Bogor dan Bekasi.
Pemilihan bibit juga sangat diperhatikan oleh BNPB. Kepala BNPB, Suharyanto, yang turut terhubung secara virtual, menjelaskan bahwa hampir 93% dari seluruh kejadian bencana tahunan di Indonesia adalah bencana hidrometeorologi basah.
Oleh karena itu, bibit yang dipilih adalah kombinasi antara vegetasi ekologis dan ekonomis, meliputi pohon berakar keras, pohon buah, dan vetiver, sehingga selain berfungsi menjaga lingkungan, juga dapat memberikan manfaat ekonomi jangka panjang bagi masyarakat setempat.
EIGER Adventure Land menyatakan komitmennya menjadikan kawasan mereka sebagai model ekowisata yang berbasis pada restorasi lingkungan. Sinergi pentaheliks ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menginspirasi daerah-daerah lain untuk melakukan upaya serupa demi daya dukung lingkungan yang lebih kuat.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait
