Tema peringatan tahun ini, “Guru Hebat Indonesia Kuat”, menurut Jenal mencerminkan komitmen Kemendikdasmen untuk menghadirkan guru yang tidak hanya mengajar, tetapi juga mampu mengintegrasikan nilai kearifan lokal hingga pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran.
Meskipun berbagai insentif dinilai belum optimal, pemerintah memastikan langkah perbaikan terus dilakukan.
Pada 2026, pemerintah membuka beasiswa lanjutan studi untuk 150.000 guru. Selain itu, tunjangan untuk guru honorer juga mengalami kenaikan dari Rp300.000 menjadi Rp400.000 per bulan.
“Kami ingin guru lebih fokus pada tugas utama sebagai pendidik. Tugas administratif dikurangi, kewajiban mengajar tidak lagi mutlak 24 jam, dan akan ada satu hari belajar guru setiap pekan,” tambah Jenal.
Kebijakan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas guru serta mendorong profesionalisme tenaga pendidik di era pendidikan modern.
Isu kekurangan tenaga pendidik di Kota Bogor juga menjadi perhatian serius. Pemkot Bogor tengah menjajaki kolaborasi dengan universitas untuk melibatkan mahasiswa dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) melalui skema magang.
Mahasiswa peserta magang nantinya dapat mengajar secara langsung sesuai bidang pendidikan dasar yang mereka tempuh.
“Skema pembiayaan sedang kita kaji. Mungkin bisa menggunakan dana BOS, tapi harus disesuaikan dengan regulasi yang berlaku, termasuk moratorium,” jelas Jenal.
Selain itu, pemerintah daerah turut mempertimbangkan penggabungan atau merger beberapa sekolah untuk mengatasi defisit guru.
“Tidak semua sekolah, tapi dilakukan untuk meminimalisir kekurangan yang ada,” tuturnya.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait
