"Waktu berangkat 2010 sekarang 2022 berarti 12 tahun jalan dan tidak ada kabar sampai saat ini. Pernah itu juga ngabarin satu Minggu dari pemberangkatan itupun cuma sekali," kata Jejen di rumahnya, Kamis (05/05/22).
Waktu komunikasi itu, sanbung Jaenudin, istri saya mengatakan bahwa kalau sudah kerja satu bulan akan mengirim uang buat kebutuhan anak-anak. Namun, saya sarankan uang itu ditabung saja dan kebutuhan sehari-hari biar saya yang tanggung, itu komunikasi yang disampaikan waktu istri saya berangkat satu Minggu," sambungnya.
Sejak itulah, Jejen dengan keenam anaknya tidak pernah lagi mendapatkan kabar tentang keberadaan Saadah. Jejen pun pernah mendatangi PT. Yang memberangkatkan istrinya tersebut. Namun, PT yang dimaksud sudah tutup dan ia mendapatkan informasi bahwa para pekerjanya pun sudah bukan orang lama.
"Pernah saya datangi tiga kantor (instansi terkait) didampingi orang Imigrasi dan katanya akan diurus, namun sampai saat ini belum ada kabar baik dan saya sudah menerima surat dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, pada isi surat dinyatakan bahwa istri saya sudah tidak bekerja di pengguna jasa yang dimaksud sejak tahun 2013. Isi surat juga disebutkan bahwa istri saya kabur dari majikannya," ungkap Jejen.
Kini Jejen dan keluarga berharap Saadah dapat berkumpul lagi dengan keluarga. Jejen khawatir, apa penyebab istrinya kabur dari majikannya.
"Orang yang mengatakan sponsor sampai saat ini belum berupaya membantu kami, makanya kami berharap kepada instansi terkait, dapat membantu memulangkan istri saya, karena kasihan anak-anaknya selalu menanyakan ibunya," harap Jejen.
Editor : Hilman Hilmansyah
Artikel Terkait