Selain lima fungsinya sebagai riset, konservasi, jasa lingkungan, edukasi dan wisata. Pengelolaannya kata Kepala BRIN, akan didorong dan diintegrasikan dengan Sains Center di daerah kebun raya berada sebagai tempat pemberdayaan ekonomi, UMKM di daerah masing-masing berbasis teknologi sebagai penguatan ekonomi lokal, sehingga program kebun raya menjadi lebih multidimensi, selain itu juga untuk tempat berkesenian.
"Kebun raya itu harus jadi pusat, bisa jadi pusat aktivitas, ekonomi, edukasi dan lainnya. Jadi bukan sekedar konservasi atau yang konvensional tadi. Ini adalah pendekatan baru karena pengalaman kita dari pandemi dua tahun ini cukup berat bagi para pengelola kebun raya, sehingga ke depan kebun raya yang ada akan lebih kita tingkatkan menjadi pusat aktivitas secara umum," kata Handoko.
Taman Anggrek Kebun Raya Bogor. Foto: iNewsbogor.id/ Putra Ramadhani Astyawan
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan mendukung strategi besar BRIN secara nasional dalam meningkatkan cakupan hijau dan meningkatkan posisi Indonesia terkait perdagangan karbon, BRIN akan mendorong lahan kosong yang tidak terlalu dikelola dan dimiliki satu institusi menjadi kebun raya.
"Kebun Raya Bogor adalah soul, heart dan identitas utama Kota Bogor. Cita-cita warga Kota Bogor sederhana saja, KRB bisa menyeimbangkan antara konservasi dan rekreasi," kata Bima.
Editor : Hilman Hilmansyah
Artikel Terkait