Dedi pun mengaku setelah mengetahui dampak dan akibatnya, ia hanya mendapatkan arahan untuk memeriksa kesehatan hewan dan mengobati yang sakit.
"Kita cuma diberikan mana yang sakit coba diobati, dan sampe sekarang ini obat yang valid penyakit seperti ini apa ya mereka masih menerka-nerka," ungkapnya.
Namun, Dedi pun merasa heran dengan virus ini, karena jika hanya flu seharusnya setelah diobati dengan paracetamol bisa sembuh.
"Tapi ini semua obat telah dicoba, ternyata yang diantisipasi tadi gejala yang ditimbulkan, kalau gara-gara ada virus menimbulkan panas tinggi, karena panas tinggi akhirnya mereka leme. Sampe sekarang dari pihak dinas dan Kita hanya mampu menurunkan panasnya, nafsu makan dan pernyataan sederhananya yang mematikan virusnya siapa?," tanya Dedi.
Ia pun memaparkan, saat ini setidaknya ada 14 sapi yang tertular PMK di Pasar Hewan Jonggol.
'Sebanyak 14 ekor yang alhamdulillah langsung dikarantina di Rumah Potong Hewan (RPH), setiap yang sakit di-treatment disana. Harapan kita bisa pulih lagi, karena ini momentum kita panen, ini menarik, karena di saat kita ingin bergerak mencari kegiatan yang menguntungkan malah dihantam abis-abisan," ujarnya.
Sementara itu, Guna Mengantisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor me-lockdown sementara pasar hewan Jonggol.
Hal ini diungkapkan oleh Camat Jonggol, Andri Rahman, yang mana menurutnya, setelah Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Jonggol bersama Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Bogor berkoordinasi dengan pedagang dan peternak hewan di Pasar tersebut guna menyampaikan bahwa sudah ada hewan yang terpapar PMK di Pasar Hewan Jonggol.
"Kami bersama dinas terkait melaksanakan kegiatan pencegahan dan penanganan PMK dengan memeriksa hewan di Kecamatan Jonggol," ungkapnya kepada iNews id Bogor Jum'at (27/5/2022).
Andri mengatakan, dalam pengecekan pada hewan tersebut telah ditemukan beberapa hewan yang terindikasi bahkan sudah positif terpapar PMK.
"Sehingga, dengan berat hati kami menyampaikan informasi sesuai hasil SWAB yang dilaksanakan oleh dinas Peternakan, untuk hari pasar di Kecamatan Jonggol, yaitu setiap senin kamis, kami sampaikan kepada para pengelola dan pedagang untuk Lockdown selama dua pekan," kata Andri.
Selain melockdown, lanjut Andri, pihaknya pun melakukan pemantauan terhadap hewan ternak, baik yang sehat maupun sedang sakit.
"Kami menyampaikan kepada pedagang yang berada di lokasi tersebut, hewannya di periksa satu-persatu supaya ketauan yang mana yang sehat yang mana yang sakit," lanjutnya.
Tak hanya dipemantauan, Muspika Jonggol pun turut menyediakan tempat isolasi untuk hewan-hewan yang terpapar virus PMK.
"Ada tempat Isolasi di Rumah Potong Hewan (RPH) Jonggol, meskipun kapasitasnya terbatas, namun untuk hewan-hewan yang positif terjangkit bisa dilaksanakan Isolasi di RPH. Dan untuk para pedagang apabila ada hewan-hewan yang kondisinya mengarah ke PMK, segera lapor kepada kami, UPT atau dinas agar cepat ditangani,"paparnya.
Editor : Hilman Hilmansyah
Artikel Terkait