JAKARTA,iNews.id - Banyak pasien terutama dari kalangan ekonomi atas lebih memilih berobat ke rumah sakit negeri tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Wajar saja mereka melakukan hal itu karena pasien dan keluarganya membutuhkan rasa nyaman.
Sementara rumah sakit yang ada saat ini masih mengesankan rasa takut kepada pasien dan keluarganya.
Kesan ini seharusnya dihilangkan sehingga pasien atau keluarga yang mengantar dan menemani menjadi lebih tenang.
Bahkan saat ini konsep rumah sakit dapat dipadukan dengan konsep model mal, hotel dan residence sehingga tercipta kesan yang lebih ramah dan nyaman.
“Kami telah melakukan re-thinking dan re-design atas konsep apa itu rumah sakit,” ujar Dr. Edhijanto W. Taufik, Pendiri Mandaya Hospital Group dalam pesanya yang diterima pada Senin (11/10/2021).
Ketika pasien dibawa ke rumah sakit, kata dia, pasti pasien didamping oleh keluarganya. "Nah kenyamanan keluarganya ini sering tidak diperhitungkan dalam mendesain rumah sakit,” ucapnya.
Dengan begitu pasien yang biasa berobat ke luar negeri, tentu punya alasan berobat di dalam negeri dengan rumah sakit yang nyaman.
Sejatinya bukan hanya kenyamanan di rumah saja, tetapi juga perangkat rumah sakit yang canggih perlu diperhatikan.
“Kami melakukan investasi yang sangat besar dalam peralatan dan teknologi medis canggih, termasuk sistem informasi dan digitalisasi untuk bisa sejajar, bahkan melebihi RS di Luar Negeri. Tanpa peralatan yang canggih mustahil bisa bersaing dengan mereka,” ujar Dr. Ben Widaja, MBChB selaku President Director Mandaya Hospital Group.
Ben menuturkan, dengan keseriusan dalam merancang rumah sakit yang memfokuskan pada pengalaman pasien dan keluarganya, lalu didukung oleh peralatan yang lengkap dan canggih, ternyata menarik minat para dokter senior untuk ikut membangun MRHP melawan hegemoni negeri tetangga dalam pelayanan kesehatan.
“Mereka, para senior, sepaham dan punya semangat membara bersama kami untuk bisa mengalahkan RS luar negeri dalam hal pelayanan kesehatan yang berkualitas,” ungkap
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta