3. Integrated Farming Berbasis Sagu Untuk Ketahanan Pangan - Infas IPB-01
Foto : iNewsBogor.id/ist.
Infas IPB-01 dikembangkan oleh Tim peneliti IPB University dipimpin Prof Hasim Bintoro. Merupakan metode pendekatan pengembangan pertanian terpadu berbasis sagu dari hulu hingga hilir.
Lahirnya inovasi Infas IPB-01 dilakukan lewat penelitian keanekaragaman jenis sagu yang tersebar di berbagai daerah. Sagu sedemikian potensial untuk dikembangkan menjadi alternatif pangan berkelanjutan karena tumbuh dibanyak daerah di Indonesia.
Sebut saja di Kabupaten Mappi terdapat potensi sagu produksi tertinggi jenis sagu Heim dan Yemoo. Di Timika Papua ada jenis sagu Omiya, Oko, dsn Monepikiri. Di Sorong ada jenis Fanomik dan Waenandi. Di Mamuju ada jenis Kasimpo dan jenis kapas. Di Meranti Riau tumbuh jenis sagu Baremban. Ada juga tiga jenis sagu unggul di Siberut yaitu Ukra, Betaet dan Sirilanggai.
Menurut penelitinya, Prof Bintoro, Infas IPB-01 adalah pengembangan pasca panen sagu lewat sejumlah produk turunan antara lain beras sagu, mie sagu, aneka pasta sagu, makanan ringan atau snack sagu, makanan olahan hingga tepung sagu.
Selain untuk pangan, sagu juga bisa dijadikan obat. Banyak tumbuh dibawah tegakan sagu mulai dari daun, kulit, rimpang dan umbi. Dapat diolah sebagai obat dengan cara diparut kemudin diseduh air hangat. Ramuan nya dapat mengobati penyakit luar dengan cara dioles, penyakit dalam dengan cara diminum.
Kini dalam rangka pegembangan Infas IPB-01, IPB University bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau mengembangkan pertanian terpadu berbasis sagu dengan komoditas holtikultura, palawija, ternak (itik dan sapi) serta budi daya ikan.lele.
Ikhtiar ini dilakukan guna memperkokoh ketahanan pangan nasional dari serbuan pangan impor.
Editor : Furqon Munawar