BOGOR, iNewsBogor.id - Humble, ceria, jenaka tapi tetap tegas dan berwibawa mungkin semua itu sangat pas untuk menggambarkan sosok yang saat ini sedang viral. Dr. (H.C.) Ir. H. Mochamad Basoeki Hadimoeljono, M.Sc., Ph.D. pria kelahiran 5 November 1954 adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin sejak 23 Oktober 2019.
Sebelumnya ia juga menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla periode 2014–2019.
Gencar dan masifnya pembangunan infrastruktur dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia tidak lepas dari peran beliau. Beliau yang mendapat tugas dan tanggung jawab dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk merealisasikan salah satu program Nawacita, yakni pembangunan sarana dan prasarana umum, termasuk jalan, jembatan, sanitasi, bendungan, dan irigasi.
Peran dan tanggung jawab itu dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga penyelesaian yang terangkum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) hingga 2019.
Salah satu pembangunan infrastruktur yang menonjol dan mendapat perhatian luas publik adalah yang terkait konektivitas, terutama jaringan Jalan Arteri dan Tol Trans-Jawa.
Khusus jaringan Jalan Tol Trans-Jawa dirancang membentang mulai dari Merak di Banten hingga Banyuwangi di Jawa Timur sepanjang 1.150 kilometer dan ditargetkan selesai tahun 2019.
Namun, untuk saat ini yang sudah tersambung dari Merak sampai Pasuruan, Jawa Timur, sepanjang 920 kilometer.
Di bawah kepemimpinan Basuki, begitu banyak proyek pembangunan jalan dan jembatan yang sudah diselesaikan. Hal itulah yang mendorong Jokowi memberi sebutan khusus kepadanya sebagai Daendels baru.
Sebagaimana diketahui, Maarschalk Herman Willem Daendels (Daendles) merupakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang menginisiasi dan memerintahkan pembangunan jalan mulai dari Anyer di Banten sampai Panarukan di Jawa Timur.
Jokowi mengibaratkan Basuki sebagai Daendels zaman sekarang karena berperan membangun infrastruktur jalan yang menyambungkan wilayah di barat dan timur Pulau Jawa.
Mendapat julukan tersebut, Basuki yang murah senyum dan kerap bekerja dalam sunyi hanya tertawa dengan paras yang tetap menampakkan kebersahajaannya.
Berkali-kali disinggung tentang kontribusinya yang luar biasa signifikan bagi penyediaan infrastruktur konektivitas di Indonesia, Basuki hanya menjawab dengan senyum.
Tak sekali pun terlontar dari bibirnya kata-kata yang menunjukkan bahwa dirinya pribadi "maha penting". Berkali-kali pula Basuki mengatakan, "Ini semua kerja sama dari team work yang solid."
Pun ketika dia dituding dan disalahkan sebagai pihak paling bertanggung jawab atas terjadinya insiden macet total saat mudik Lebaran 2016 menjelang pintu keluar Brebes atau Brebes Exit (Brexit), tak ada reaksi berlebihan.
Sebaliknya, dia meminta maaf dan dengan rendah hati mengakui banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Permintaan maaf Basuki ini kemudian ditunjukkannya melalui kerja keras hingga berbuah lancarnya penyelenggaraan mudik 2017.
Mengutip laman resmi Kementerian PUPR, lelaki paruh baya berambut putih ini merupakan alumnus Jurusan Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) 1979. Kemudian beliau juga meraih gelar Master dan Doktor Teknik Sipil dari Colorado State University, Amerika Serikat.
Dari penjelasannya, Basuki mengaku sudah berkarier di Kementerian PUPR lebih dari 30 tahun. Waktu yang sangat panjang untuk dapat dikatakan sebagai seorang pejabat senior dan ahli di bidangnya.
Sejumlah posisi penting pernah diembannya, mulai dari Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air, Kepala Balitbang PU (2005-2007), Inspektorat Jenderal PU (2007-2013), dan Dirjen Penataan Ruang (2013-2014).
Kembali pada pembangunan infrastruktur konektivitas, menurut Basuki, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan oleh jajarannya. Terlebih untuk tahun fiskal 2018 dengan anggaran Rp 107,3 triliun yang harus diserap maksimal dengan kualitas tinggi.
Editor : Ifan Jafar Siddik