Masjid yang kini berwarna jingga ini selalu dilalui warga Nanggewer yang ingin melintasi Jalan Raya Jakarta-Bogor lewat lampu merah Simpang Pakansari. Begitu juga bagi masyarakat yang melakukan perjalanan dari arah Pakansari menuju Kota Bogor.
Silahudin masih belum percaya bisa memperbaiki Masjid Hassanah. Ia langsung menyampaikan niat baiknya kepada keluarga dan masyarakat sekitar untuk membangun masjid tersebut, meski masih bingung dari mana uangnya.
Peltu Silahudin Sidiq, tokoh dibalik berdirinya Masjid Hasanah di Bogor yang merupakan peninggalan mendiang ayah. Foto: iNewsBogor.id/istimewa
Silahudin pun mengaku akan sulit untuk berbagi dengan warga setempat, mengingat rata-rata pendapatan daerah berada di kisaran menengah ke bawah.
Sebagai seorang prajurit, Silahudin pernah menduga dirinya tak punya cukup uang untuk membangun masjid senilai Rp3 miliar. Dia didatangin pemuka agama dan ditanyai empat opsi pendanaan, yang pertama adalah uangnya sendiri. Mengenai donatur, ia mengatakan tidak akan membentuk kepanitiaan, karena banyak juga warga yang ragu, dan tidak mungkin donasi dari perusahaan. Dia pergi ke jalan untuk mengumpulkan sumbangan dari massa pun tak sampai hati ia lakukan.
Silahudin pun ditinggal para tokoh karena tidak sanggup dan merasa tidak masuk akal atas keyakinannya membangun masjid peninggalan ayahnya itu.
"Baik, kalau begitu, biar saya sendiri," ujarnya.
Editor : Ifan Jafar Siddik