Sementara itu, terdapat 2 nisan lain yang jasadnya tidak dikenali. Mengenai penyebab kematian, diketahui mereka ada yang tewas karena penyakit, kurang gizi, dan kecelakaan (kapal selamnya terkena ranjau).
Selain itu, ada juga yang memang menjadi sasaran pembunuhan warga pribumi. Sebelum menjadi tanah makam, lokasi tersebut diketahui merupakan kebun teh dengan luas 900 hektare. Kebun itu merupakan kepunyaan 2 warga Jerman bernama Theodor Hellferich dan Emil.
Dua bersaudara ini membangun monumen di tahun 1914 untuk memperingati tentara Jerman yang dilenyapkan oleh para tentara Inggris dalam sebuah pertempuran di wilayah Asia Tenggara.
Makam-makan tersebut masih terawat sampai sekarang. Berdasarkan informasi, biaya perawatan diberikan oleh pemerintah Jerman melalui kedutaan besarnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta