BOGOR, iNewsBogor.id - Wali Kota Bogor, Bima Arya membuka Klinik Film Bogor - Lokakarya Intensif Produksi Film Pendek di Hotel Permata, Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Senin (26/6/2023).
Di hadapan para peserta Bima Arya menuturkan, banyak cerita-cerita dahsyat di Kota Bogor yang bisa digali, mulai dari cerita rakyat, legenda, mitos yang sifatnya serius hingga yang ringan-ringan.
Baca JugaSinopsis Film Tastes of Horror“Kota Bogor gudangnya cerita, jutaan narasi dan ribuan narasi dahsyat, mulai dari Kerajaan Pajajaran, Bung Karno hingga keseharian, kota cerdas, kota pintar dan kota pusaka. Kalian beruntung, Kota Bogor itu ceritanya luar biasa, bicara tentang Kerajaan Pajajaran, politik, kesenian budaya keseharian juga luar biasa,” kata Bima Arya.
Lokakarya selama tiga hari yang diikuti 20 peserta terdiri dari generasi muda Kota Bogor ini digagas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor berkolaborasi dengan Reka Bogor, didukung komunitas film bogor, sains-sains club dan Bogor Cinema.
Para peserta nantinya akan mendapat ilmu pengetahuan dari para narasumber dan akan dibimbing mulai dari awal hingga produksi sebuah film.
Bima Arya menyampaikan, keseharian maupun hal-hal ringan namun menarik yang ada di Kota Bogor, seperti mengamati aktivitas warga di ruang-ruang terbuka, berinteraksi dan lainnya, banyak melahirkan hal-hal yang unik dan menarik yang bisa dijadikan inspirasi maupun cerita.
“Film tentang Bogor adalah satu hal yang belum terealisasi selama saya menjadi Wali Kota Bogor. Kalau ada akan dahsyat dan luar biasa, kita tidak akan maju menjadi bangsa yang beradab kalau kita tidak peduli dengan narasi kekayaan yang dimiliki kota kita, wilayah kita dan bangsa kita, semuanya harusnya menginspirasi kita. Jangan berpikir terlalu kecil untuk sekedar mengisi waktu, ini adalah suatu pekerjaan dan gagasan besar sesuatu yang hebat uang kalau ditekuni akan menjadi hal yang luar biasa,” tutur Bima Arya kepada para peserta
Ketua REKA Bogor, Georgian Marcello menjelaskan, lokakarya yang dilaksanakan dari 26 - 28 Juni 2023 tidak terlepas dari keresahan Reka dan komunitas film Bogor saat menggelar festival Bogor.
“Film tentang Bogor harus ada, karena bisa jadi promosi Kota Bogor. Sudah banyak contoh film yang menjadi 'pedangnya' promosi bagi kota lain, seperti Laskar Pelangi dan Tilik, yang dengan menyebut judulnya saja sudah tahu nama daerahnya. Dalam memproduksi film passionnya tidak bisa setengah-setengah tetapi harus sepenuh hati dan 'nafas' yang panjang,” kata Georgian Marcello.
Dirinya menyampaikan anak Kota Bogor tidak kalah kreatif dengan yang lain. Senada dengan Bima Arya, di Kota Bogor ujar Georgian Marcello banyak cerita yang bisa diangkat menjadi film. Mulai dari sejarah, genre horor, atau tema seksi lain seperti toleransi, drama cinta atau romansa di Kota Bogor, diantaranya kisah cinta Hamengkubuwono IX di Jalan Ahmad Yani atau yang lainnya yang bisa dibuat antologi tentang Kota Bogor.
Dalam lokakarya tersebut para peserta mendapat tambahan wawasan, ilmu pengetahuan dari para narasumber yang memang ahli dalam memproduksi sebuah film, seperti Andi Bachtiar Yusuf, Bani Marhaen dan Archie hekagery. Ketiganya merupakan penulis dan sutradara.
Selanjutnya Iqra Sembiring seorang sinematografer, Cesa David Luckmansyah, editor film. Narasumber lainnya adalah Eko Hadi (Bogor Historia), pegiat sejarah Bogor.
Editor : Ifan Jafar Siddik