Lebih lanjut, Junaidi menjelaskan bahwa rapat yang diadakan di Kemenlu RI sebagai Focus Group Discussion (FGD) mengenai pengembangan pelabuhan Sabang merupakan momen penting untuk mempresentasikan hasil studi kelayakan yang telah dilakukan oleh BPKS dan RITES India. Namun, FGD tersebut bukanlah keputusan final.
"Segala masukan dalam rapat tersebut memerlukan detail lanjutan baik dari India maupun Indonesia serta membutuhkan pendalaman dan kajian lebih lanjut," katanya.
Junaidi menjelaskan bahwa upaya yang telah dilakukan sejauh ini tidak akan berhasil tanpa dukungan dari berbagai pihak. Kerja sama dan investasi India di Sabang menjadi harapan baru bagi Aceh dalam mewujudkan cita-cita kemandirian daerah dan juga sebagai kehormatan bagi Indonesia yang dipilih sebagai wilayah yang layak dan memiliki potensi dalam berbagai aspek yang memberikan keuntungan tinggi bagi daerah tersebut.
Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR RI, Rafli Kande, juga mengungkapkan hal serupa dalam Rapat Paripurna ke-30 masa persidangan V Tahun Sidang 2022-2023 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Kamis, (13/7).
Rafli menyatakan bahwa investasi India di Sabang menjadi harapan baru bagi Aceh dalam mewujudkan cita-cita kemandirian daerah Indonesia.
"Upayakan agar hasil diskusi dapat mencarikan solusi yang menguntungkan bagi Kawasan Sabang, pro dan kontra harus menjadi energi untuk mendalami segala permasalahan," ucap Rafly.
Editor : Ifan Jafar Siddik