"Bogor sangat penting karena merupakan penyangga utama Jabodetabek. Banyak pangan dan bahan baku industri makanan yang disupply oleh Kabupaten Bogor. Sehingga Bogor memiliki keunggulan komparatif di bidang pertanian dan perkebunan,” kata Anggota DPR RI Komisi IV dari Fraksi Partai Golkar Daerah Pemilihan Jawa Barat V yang meliputi Kabupaten Bogor itu.
Ravindra mengingatkan bahwa Indonesia pernah menjadi produsen tebu terbesar di dunia. Itu terjadi tahun 1930an. Hal itu terjadi salah satunya karena penggunaan bibit yang sesuai, yakni bibit POJ 878. Dengan bibit itu, produksi tebu bisa mencapai 12 ton perhektar. Sekarang hanya sekitar 5 ton perhektar. Ada penurunan produktifitas lebih dari 50 persen. "Seharusnya tambah lama tambah berkembang. Sekarang, kata dia, Indonesia menjadi importir gula. Padahal dulu adalah eksportir,” jelasnya.
Ada tiga hal, menurut Ravindra, yang bisa dilakukan agar pertanian dan perkebunan bisa meningkatkan produksi. Pertama, melakukan cost maintenance. Biaya harus bisa dijaga, namun hasil tetap bisa optimal. Salah satu solusinya, menurut Ravindra, adalah menggunakan bibit bersertifikat. Penggunaan bibit unggul dan bersertifikat, menurut kajian Ravindra, bisa meningkatkan produksi sekitar 30 persen lebih banyak dari penggunaan bibit non-unggulan. "Dengan usaha yang sama, produktifitasnya lebih tinggi,” jelasnya.
Kedua, mengetahui waktu atau jadwa tanam dan pemupukan. Selain itu juga penting untuk memastikan irigasi yang teratur.Ketiga adalah perlunya perhatian khusus pada peremajaan. Produktifitas tanaman lama-lama menurun. Karena itu perlu proses peremajaan tanaman dan bibit.
Editor : Furqon Munawar