JAKARTA, iNewsBogor.id - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menjadi pembicara dalam kuliah umum di Universitas Andalas (Unand), Padang, Sumatera Barat, pada Kamis (16/11/2023).
Dalam kesempatan ini, Mahfud menegaskan bahwa kehadirannya sebagai Menko Polhukam bukan untuk kampanye Pilpres 2024.
"Kuliah umum saya ini adalah reguler dan rutin, bukan kuliah politik praktis. Di sini, tak ada kampanye untuk Pemilu 2024," tegas Mahfud MD.
Mahfud memaparkan pentingnya materi kuliah tentang kepemiluan, khususnya untuk kalangan mahasiswa, guna mewujudkan Pemilu yang demokratis dan bermartabat.
Dia menyoroti perlunya penegak hukum yang tegas untuk menciptakan Pemilu demokratis di 2024, mengingat Indonesia pernah menggelar Pemilu yang demokratis pada tahun 1955.
Dalam paparannya di hadapan civitas akademika Unand, Mahfud memberikan contoh tokoh-tokoh besar asal Ranah Minang yang berjasa dalam berdirinya Indonesia, seperti Mohammad Hatta, Syafruddin Prawiranegara, Sutan Syahrir, Tan Malaka, dan Mohammad Yamin.
Mahfud mendorong publik untuk memilih calon pemimpin dan wakil rakyat berdasarkan ikatan primordialisme, namun menegaskan agar agama dan unsur primordial tidak dijadikan sebagai bahan politik identitas untuk menjatuhkan calon atau kandidat lain.
"Jangan golput dengan beralasan muak melihat proses Pemilu ini, karena melihat kondisi politik di tingkat elite," ingatnya.
Mahfud juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam Pemilu dengan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 14 Februari 2024.
Ia menyampaikan keprihatinan terhadap pemilih, terutama pemilih cerdas seperti mahasiswa, yang mungkin bersikap apatis atau golput, karena hal tersebut dapat mengakibatkan terpilihnya pemimpin dengan track record yang buruk.
Dengan pemilih usia muda yang cukup besar pada Pemilu 2024, yaitu 115,6 juta orang, Mahfud menekankan bahwa suara anak muda memiliki dampak penting terhadap arah nasib bangsa.
Meskipun ia mengakui kesulitan mencari calon pemimpin yang sempurna, Mahfud menjamin bahwa tidak ada calon pemimpin yang sempurna di segala bidang.
"Pemilu ini pesta demokrasi, sehingga harus dilakukan secara netral dan bermartabat. Jika ada yang curang, viralkan saja," ajaknya.
Rektor Unand, Yuliandri, menyambut baik kehadiran Mahfud MD dalam kuliah umum tersebut, menganggapnya sebagai langkah positif untuk melibatkan mahasiswa dalam menciptakan Pemilu yang damai dan bermartabat.
Editor : Lusius Genik NVL