Bland menyoroti perubahan sikap Jokowi dari seseorang yang dianggap datang “dari luar” menjadi justru tertancap begitu larut dalam lingkaran “elit politik”. Kebijakan-kebijakannya sepi fokus.
Jokowi yang sama yang pernah dikagumi karena reputasinya yang bersih bahkan telah memperlemah komisi anti-korupsi yang berpengaruh di negara ini.
Bland lalu menyimpulkan, semakin lama Jokowi memerintah, semakin problematik pula kepemimpinan yang ia hasilkan.Hampir serupa dengan Bland, di penghujung masa jabatan Jokowi sebagai Presiden, koran New York Times ikut memberi komentar.
Tampak julukan sebagai “harapan baru” di awal hanyalah mitos, New York Times menyebut Jokowi justru sebagai dalang berdarah dingin yang merusak demokrasi dengan memelopori praktik politik dinasti.
Praktik itu tampak dalam banyak hal, mulai dari tak digubrisnya peringatan para pakar perihal konflik kepentingan saat adik Jokowi menikah dengan Ketua MK, Anwar Usman, pada 2020 silam sampai dengan keputusan kontroversial MK yang menguntungkan Gibran pada Pilpres 2024.
Editor : Furqon Munawar