BOGOR - Wali Kota Bogor, Bima Arya bersama Forkopimda melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa rumah sakit di Kota Bogor untuk memastikan kesiapan fasilitas rumah sakit menghadapi lonjakan kasus Covid-19.
Bima Arya didampingi Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, Kepala Kejari Kota Bogor, Sekti Anggraini dan unsur forkopimda lainnya.
Di sela sidak Bima Arya meminta rumah sakit di Kota Bogor untuk mengkonversi tempat tidur umum menjadi tempat tidur bagi pasien Covid-19. Sebab, pada, Sabtu (5/2) lalu, Kota Bogor mencatatkan penambahan 741 kasus baru. Angka harian itu mendekati jumlah puncak penularan virus Covid-19 varian delta.
Sidak yang dilaksanakan pihaknya ke beberapa rumah sakit di Kota Bogor ini merupakan instruksi pemerintah pusat untuk mengecek Bed Occupancy Rate (BOR) dan juga untuk memastikan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit adalah pasien dengan gejala sedang dan berat. Sementara untuk pasien dengan gejala ringan cukup dengan menjalani isolasi mandiri atau isoman di rumah.
“Untuk itu kita pastikan kesiapan fasilitas perawatan pasien Covid-19, khususnya tempat tidur. Secara keseluruhan tempat tidur di rumah sakit sudah di konversi, di antaranya di Rumah Sakit Hermina, RSUD Kota Bogor dan Bogor Senior Hospital," kata Bima Arya di RSUD Kota Bogor, Senin (7/2/2022).
Bima Arya menyebut, sejauh ini BOR di Kota Bogor masih terkendali dan berada di angka 31 persen. Artinya warga yang dirawat lebih banyak memiliki gejala ringan dan kondisinya masih terkendali. Berbeda hal dengan beberapa kota yang mengalami peningkatan tren.
Wali Kota Bogor Bima Arya. Foto: Prokompim Setda Kota Bogor
“Artinya semua pihak tidak boleh lalai dan lengah. BOR ini harus di monitor terus. Jika terus merangkak naik, berarti ada sesuatu yang harus kita antisipasi. Hanya ketika BOR RSUD Kota Bogor mencapai 80 persen, rumah sakit perluasan akan kita aktivasi, tapi saat ini belum," katanya.
Pihaknya juga ingin memastikan prioritas bagi warga yang harus didahulukan dan rumah sakit yang di cek sudah menaati instruksi tersebut, demikian juga di fasilitas ICU.
"Pasien yang dirawat kondisinya yang berat sebagian besar karena komorbid dan lansia. Sebagian besar juga yang dirawat adalah yang belum di vaksin,” jelas Bima Arya.
Untuk pasien Covid-19 yang berasal dari luar Kota Bogor dan belum di vaksin, ia akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait.
Wali Kota Bogor Bima Arya. Foto: Prokompim Setda Kota Bogor
Usai sidak rumah sakit rujukan covid, rombongan mengunjungi sejumlah warga yang tengah menjalani isolasi mandiri di wilayah Kecamatan Bogor Timur. Menurut Bima Arya, warga yang isoman harus juga diperhatikan.
“Satgas (Covid-19) kewilayahan akan segera di aktivasi, RW Siaga dan Puskesmas diminta untuk berkoordinasi dengan Babinsa, Bhabinkamtibmas, semua. Lakukan monitoring dan sosialisasi penggunaan telemedicine untuk memonitoring warga isoman,” katanya.
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol. Susatyo Purnomo Condro menambahkan, sejalan penanganan medis yang harus dilaksanakan, maka pembatasan mobilitas, baik secara makro maupun mikro akan terus dilakukan.
“Satu bulan ini secara makro pelaksanaan Ganjil Genap atau penutupan ruas jalan protokol pada pukul 22.00 WIB dan mulai kemarin malam sudah dilaksanakan untuk gerakan tutup portal, sehingga diharapkan tidak hanya di pusat-pusat area publik tetapi pada tingkat RT dan RW. Semua sudah lebih menguatkan disiplin protokol kesehatannya,” tegasnya.
Sementara itu, berdasarkan data terkini per 7 Februari 2002 yang dirilis Satgas Covid-19 Kota Bogor, menunjukkan penambahan kasus positif covid-19 di Kota Bogor, tercatat sebanyak 450 orang.
Editor : Hilman Hilmansyah