“Celakanya, biaya politik saat fase pemilihan jauh lebih tinggi daripada tahapan yang lainnya. Ini tanda bahwa demokrasi kita sedang dalam bahaya karena kebutuhan politik uang atau budaya politik uang yang sudah dianggap lazim. Tanpa uang, anda tidak akan memenangkan Pilkada” tuturnya.
Azhari menyebut dengan jumlah biaya politik sedemikian rupa sebenarnya kedaulatan rakyat di sebagian besar wilayah Indonesia sudah kalah alias ditaklukkan. Sebab yang menang dalam pilkada sejatinya bukan lagi gagasan atau tawaran visi pembangunan calon Kepala Daerah, melainkan justru banyaknya jumlah uang yang dibagi-bagikan kepada masyarakat.
“Yah jadi tak salah kalau ada yang menganggap yang menang dalam pilkada adalah uang dan oligarkhi. Visi-misi dan gagasan calon Kepala Daerah hanya formalitas. Banyak calon Kepala Daerah yang memiliki gagasan dan pengalaman akhirnya harus kalah dengan realitas jumlah uang yang disiapkan kandidat lain di hari pemilihan,” ucapnya.
Untuk diketahui Trust Indonesia mendampingi sejumlah kandidat dalam pelaksanaan pilkada yang berlangsung serentak pada 27 November. Mayoritas kandidat yang didampingi Trust Indonesia berhasil meraih kemenangan dalam pilkada tersebut.
Editor : Furqon Munawar