Berbagai Tipe Rombongan di Mal Kota Bogor: Dari Rojali, Rohana hingga Romusa, Apa yang Mereka Cari?
Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono, mengungkapkan bahwa fenomena Rojali tidak serta-merta berpengaruh pada angka kemiskinan di Indonesia. Menurut Ateng, kelompok masyarakat kelas atas memang terlihat menahan konsumsi mereka, tetapi hal ini lebih berhubungan dengan kebiasaan konsumsi yang berubah daripada masalah kemiskinan.
“Fenomena ini lebih terlihat di kelompok atas yang mulai menahan konsumsi mereka, tapi tidak berpengaruh langsung terhadap angka kemiskinan secara keseluruhan,” jelas Ateng.
Fenomena Rojali yang muncul di pusat perbelanjaan Kota Bogor menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam perilaku konsumsi masyarakat. Tekanan ekonomi, inflasi, serta perkembangan e-commerce menjadi faktor utama yang mempengaruhi pola belanja masyarakat. Pusat perbelanjaan kini harus beradaptasi dengan perubahan ini agar tetap relevan, dengan berfokus pada hiburan, kuliner, dan rekreasi keluarga, bukan hanya berfokus pada barang-barang sekunder dan tersier.
Bagi banyak konsumen, mal kini menjadi tempat untuk berkeliling, berfoto, atau menikmati waktu bersama keluarga tanpa perlu mengeluarkan uang untuk membeli barang. Industri ritel perlu berinovasi untuk mengikuti perubahan perilaku ini agar tetap menarik bagi pengunjung yang semakin selektif dalam pengeluaran mereka.
Editor : Ifan Jafar Siddik