Megamendung Berbenah: Dari Konflik Agraria ke Destinasi Ekowisata Ramah Lingkungan
Warga: Pembangunan Ekowisata Jangan Dihentikan
Di sisi lain, sejumlah warga yang menggantungkan hidup dari sektor ekowisata berharap tidak ada kebijakan sepihak yang justru menghentikan pembangunan. Atang (70), warga Desa Sukagalih, yang bekerja sebagai gardener di kawasan EAL sejak 2019, mengaku sedih karena tempat kerjanya disegel.
“Saya ikut menghijaukan lahan tandus jadi hutan lagi. Tapi kini saya dan anak-anak saya dirumahkan. Tolong pemerintah bijak melihat ini,” ujarnya lirih.
Kini, Megamendung bukan lagi sekadar tempat persinggahan menuju Puncak. Perlahan, kawasan ini menjelma menjadi simbol harapan bahwa rekonsiliasi antara manusia dan alam bisa terwujud, asal ada kemauan dan kolaborasi yang kuat.
Editor : Furqon Munawar