Ribuan Pohon Ditanam di Hulu Cisadane, Langkah Nyata Selamatkan Sumber Air dan Cegah Lahan Kritis
Sementara itu, anggota Forum Koordinasi Pengelolaan Cisadane Hulu, Rameni, menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi nyata dari Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 2 Tahun 2022 tentang Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
“Forum ini melibatkan semua unsur, mulai dari pemerintah daerah, masyarakat, akademisi hingga pelaku usaha. Kami mengajak seluruh perusahaan di Kabupaten Bogor untuk turut menjaga kawasan hulu, karena jika hulunya baik, maka hilirnya pun akan terjaga,” jelasnya.
Dari sisi organisasi masyarakat sipil, perwakilan LSM Rekonvasi Bhumi, N.P. Rahadian, menilai keberhasilan konservasi tidak bisa dilepaskan dari kesejahteraan masyarakat.
“Konservasi tidak akan berkelanjutan tanpa pemberdayaan ekonomi masyarakat. Karena itu, pendekatan lanskap terpadu harus menyeimbangkan aspek ekologi dan sosial ekonomi,” ujarnya.
Sebagai bagian dari program berkelanjutan, saat ini dijalankan inisiatif Pangrango–Halimun–Salak (PAHALA) — sebuah kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Bogor, Stichting Nederlandse Vrijwilligers (SNV), dan Rekonvasi Bhumi. Program ini difokuskan pada pemulihan DAS Cisadane Hulu melalui praktik pertanian regeneratif dan agroforestri.
Dalam program ini, lebih dari 100 hektare lahan telah dikelola dengan melibatkan 600 petani, termasuk 55 petani unggulan. Sebanyak 9.000 bibit tanaman produktif telah ditanam dan enam lahan percontohan (demoplot) dibangun sebagai pusat pembelajaran konservasi berbasis komunitas. Selain itu, terbentuk 10 unit usaha masyarakat yang menciptakan lebih dari 60 lapangan kerja baru.
Editor : Ifan Jafar Siddik