BOGOR, iNews.id - Ratusan bikers saat berkumpul di lokasi wisata Sukawayana Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dalam perayaan syukuran Anniversary ke-6 sekaligus penyematan Nomor Registrasi Anggota (NRA) Max ID Yamaha Max Indonesia.
Tepat enam tahun lalu di hari yang sama Minggu 5 Juni 2016, usia klub motor nasional ini lahir dan menginjak usianya yang sekarang ke 6 tahun. Klub itu rupanya menyimpan kisah inspiratif dalam berkomunitas.
Tidak hanya touring dan modifikasi, para bikersnya menjunjung nilai persaudaraan dan aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat.
Latar berlakang para bikersnya pun dari beragam profesi, dari mulai farmasi, pegawai swasta, anggota Polri, TNI, pengiat seni hingga para penghobi modifikasi. Max ID sendiri bermula dari ide 11 orang yang dimotori Syarif Hidayatullah di Hotel Agria Bogor.
Saat itu Yamaha mengeluarkan motor bernama Nmax dan mereka berkumpul membuat komunitas.
"Jadi Max ID awal dari nama Nmax ID berdiri tahun 2016 di Agria Hotel Bogor. Saat itu awal mula pertama motor NMAX keluar, saya bersama 11 orang," ungkap Syarif.
Lanjut Syarif menceritakan, seiring berjalannya waktu nama Nmax ID mengubah namanya menjadi Max ID. Perubahan nama itu menyusul Yamaha mengeluarkan tipe XMax dan TMax.
"Sehingga member kita bisa dari jenis yamaha max yang lain bisa masuk komunitas kita. Berjalan waktu para pendiri 11 orang ini ada yang sibuk dan kami tinggal berdua saya Syarif Hidayatullah 001 dan Panji 006 dan tinggal berdua para pendirinya," tutur Syarif menceritakan.
Momen NRA rutin diadakan tiga bulan sekali. Di mana Max ID mengadakan touring dan menerima anggota baru. Sebagai syaratnya, anggota mengikuti touring dan bisa mempererat persatuan semua member anggota dari Jabodetabek, Banten, dan wilayah Jawa Barat lain seperti Karawang, Cianjur, Cipanas, Puncak, sampai Sukabumi.
Dengan nomor NRA itu anggota member bisa terdeteksi oleh khalayak umum, CCTV, dan aman dalam berkendara.
"Member yang telah teregistrasi sebanyak 630 dan kemarin 30 member dilantik bergabung. Kami pengurus nasional berterima kasih kepada member yang hadir, Yang penting kita silahturami insya allah sampai kakek nenek," ungkap Syarif.
Syarif menyampaikan, bikers tak melulu identik dengan kecepatan, modifikasi, hingga touring dan jambore. Berbeda dengan komunitas lain, sejak awal Max ID tidak hanya bertujuan menyalurkan hobi semata.
Selain kegiatan touring, Max ID juga rutin mengadakan kegiatan sosial seperti donor darah bersama lembaga sosial dan Palang Merah Indonesia (PMI), santunan yatim, bantuan ke pondok pesantren hingga menggalang dana saat terjadi bencana.
"Selain di Plabuhan Ratu, bulan lalu kami juga sering berkegiatan bersama komunitas IBMI, dan santunan ke pondok pesantren Al Maulidyah, Jati Asih Bekasi," jelas Syarif.
Komunitas ini, lanjut Syarif, Max ID
ingin tunjukkan kepada masyarakat bahwa klub motor itu positif. Di sini para anggota menjalin tidak hanya silaturahmi dalam menyalurkan hobi berkendara sepeda motor melainkan mengajak para bikers lebih peduli kepada sesama dan berbagi manfaat dengan masyarakat luas.
Selama 6 tahun ini, putaran roda motor komunitas ini sudah melanglang buana hingga ribuan kilometer mulai dari Sabang Aceh, Kalimantan, Sulawesi, Jawa Bali, Lombok,hingga perbatasan Timor Leste sampai Malaysia dan Brunei Darussalam.
"Jadi tidak negatif yang berisi senang-senang. Seperti kami touring ke Lombok membawa misi mengunjungi desa terpencil di wilayah Sasak, melihat helatan Moto GP, sampai keliling perbatasan Indonesia Malaysia dan Brunei," pungkasnya.
Syarif menambahkan, saat ini Max ID juga membentuk klub bikers wanita, bernama Lady ID diikuti 27 wanita. Para wanita itu selain aktif mempersiapkan keperluan sosial, mereka juga sudah menaklukan jalanan dengan touring keliling dari Sumatera, Sulawesi, hingga Nusa Tenggara Timur.
Max ID tergabung dalam Ikatan Brother Max Independent (IBMI), masuk dalam Yamaha Riders Federation Indonesia (YRFI), dan terdaftar anggota IMI (Ikatan Motor Indonesia) Jawa Barat dengan NRA 871. Salin itu, tergabung komunitas Safety Riding bersama Kepolisian Resor Bogor.
Editor : Hilman Hilmansyah