Kemnaker berencana mengadaptasi konsep pengembangan kompetensi dan fasilitas yang tersedia di sana demi meningkatkan kemampuan peserta didik vokasi Indonesia dalam berkompetisi di dunia kerja. Selain itu ia pun menegaskan peran program pemagangan industri yang akan semakin dapat meningkatkan kompetensi sekaligus memuluskan transisi dari dunia pelatihan dan pendidikan ke dunia kerja. Namun, ia mengingatkan bahwa, tidak hanya peserta didik, tenaga pendidik pun harus mengikuti program pemagangan agar memahami perkembangan industri. "Dengan tenaga pendidik yang mumpuni, para peserta pelatihan pun berdaya saingdalam memenuhi standar yang diperlukan industri," ujarnya.
Terkait pemenuhan kebutuhan industri yang terus berkembang, Beny Bandanadjaja, Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi mengungkapkan mengenai program “Merdeka Belajar” dan magang bersertifikat. Program tersebut memungkinkan universitas mengirimkan mahasiswa untuk mencoba dunia kerja selama 1-2 semester sehingga mereka dapat memperoleh pengalaman bekerja secara langsung dan mengetahui aktivitas di dalam industri. “Link and match menjadi kunci keberhasilan pendidikan vokasi. Salah satunya melalui sinkronisasi kurikulum dan materi pengajaran di kampus sesuai dengan kebutuhan industri,” tegasnya.
Benny juga menegaskan peran penting Badan Nasional Sertifikasi Kompetensi untuk menyediakan sertifikasi penjamin mutu bagi vokasi. “Standar kompetensi yang sama di tiap kementerian juga diperlukan sehingga memudahkan peserta didik memenuhi standar yang dibutuhkan,” ia mengingatkan. Peran industri penting dalam memutakhirkan standar kompetensi agar sejalan dan sesuai dengan perubahan kebutuhan industri di era digital.
Di penghujung perbincangan, Ketua Umum Kadin Arsyad Rasyid kembali menegaskan komitmen Kadin khususnya dan dunia industri pada umumnya, siap berperan aktif bersama pemerintah dalam pengembangan sistem keterampilan di Indonesia.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait