Bahrun mengatakan, pada Selasa pagi kondisi Tuminahiyah memburuk. Sekitar jam 11 siang dia dibawa ke Rumah Sakit Sanjiwani. "Kita bawa ke rumah sakit sekitar jam 11 siang. Tidak lama setelah kami bawa dia meninggal," ujarnya.
Rumah Sakit Sanjiwani tidak bisa menentukan penyebab pasti meninggalnya Tuminahiyah. Saat tiba di rumah sakit kondisinya sudah tidak sadar.
"Saat pemeriksaan nadi tidak teraba dan saturasi oksigen nol. Pupil membesar maksimal. Diberikan pertolongan pertama tapi pasien tidak merespons sehingga dinyatakan meninggal dunia," tutur Direktur RSUD Sanjiwani, dr Bayu Widhiarta.
Menurutnya perlu dilakukan autopsi untuk mengetahui lebih jelas penyebab meninggalnya Tuminahiyah. Namun dari hasil pemeriksaan luar tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait