"Kenapa tiba-tiba Al-Zaytun setiap 5 tahun itu kok seperti agenda lima tahunan, setiap mau pemilu pasti Al-Zaytun dan Panji Gumilang itu diganggu. Kenapa orang begitu sangat zalim memberikan penilaian yang begitu sangat hina terhadap Panji Gumilang dan Al-Zaytun, rendah sekali moral manusia-manusia yang tidak punya peradaban sampai menuduh orang boleh berzina di situ ditebus dengan 2 juta, macam-macam," kata Ngabalin.
Ngabalin kemudian mengangkat isu era post-truth. Ia merasa heran bahwa Al-Zaytun dan Panji Gumilang dilekatkan dengan isu-isu negatif.
"Masa post-truth itu kan era di mana orang banyak berbohong dia menyamar menjadi suatu kebenaran, era post-truth itu begitu. Jadi caranya memainkan emosi dan perasaan orang. Jadi kalau berulang-ulang mereka berbohong menceritakan tentang Al-Zaytun dan Panji Gumilang, itu bisa menjadi kebenaran, itu era post-truth namanya," jelas Ngabalin.
"Setiap orang bicara tentang Al-Zaytun dan Panji Gumilang pasti menyudutkan, pasti menyudutkan. Padahal itu pesantren lho, lembaga pendidikan dakwah," imbuhnya.
Adapun tuduhan tentang ajaran sesat muncul setelah diketahui bahwa Panji Gumilang melakukan ritual keagamaan dengan cara yang tidak biasa. Salah satunya adalah menggabungkan jemaah pria dan wanita dalam satu shaf yang sama, selain itu dia juga mengubah dua kalimat syahadat.
Tidak hanya itu, berbagai video yang beredar di internet menunjukkan bahwa Panji Gumilang secara terang-terangan menyatakan bahwa Alquran bukanlah wahyu langsung dari Allah, melainkan karangan Nabi Muhammad SAW.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait