Meskipun ada peningkatan permintaan setelah pandemi Covid-19, namun over kuota ini diperkirakan tidak lebih dari 2,7 persen atau kekurangan sekitar 0,3 juta ton LPG 3 kg.
Hal ini menandakan bahwa over kuota tidak signifikan dan subsidi lebih seharusnya dapat menjaga ketersediaan dan menstabilkan harga gas LPG 3 kilogram.
Mulyanto juga menyebut hasil prognosa Pertamina yang menyatakan bahwa tahun 2023, dengan memperhitungkan biaya over kuota, biaya subsidi LPG 3 kilogram dapat dihemat hingga Rp 32,4 miliar karena penurunan harga LPG dunia.
Untuk diketahui, Presiden Jokowi juga telah menanggapi kelangkaan LPG 3 kg atau gas melon dengan menyatakan bahwa gas yang disubsidi oleh pemerintah memang menjadi rebutan. Ia menegaskan bahwa gas melon seharusnya hanya diperuntukkan bagi warga miskin.
"Mengenai kelangkaan, nanti biar Pak Menteri BUMN yang jawab karena itu menyangkut Pertamina, di bawah beliau. Tanyakan," kata Jokowi saat kunjungan kerja ke Kabupaten Malang Senin (24/7).
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait