Namun, agenda itu tak terwujud karena adanya aksi dari satu partai yang menghalanginya untuk memasuki kampus.
“Yang menggemparkan kemarin adalah yang saudara tahu di Jogja itu, saya dihalangi untuk bertemu kurang lebih 1502 ribu mahasiswa di situ. Justru itu dihalangi oleh PDIP dan saya merasa buat apa menghalangi saya? toh kalian partai, kalian punya kekuatan untuk mengubah undang-undang itu,” tutur Rocky.
Rocky memahami bahwa saat ini terjadi perselisihan di ruang publik setelah pernyataannya tentang Pesiden Jokowi viral.
“Saya paham itu, jadi terlihat di publik sekarang, ada perselisihan tentang kasus saya. Mereka yang mengerti, pro saya, mengatakan bahwa itu bukan hinaan. Itu kritik. Saya berterimakasih pada mereka yang menganggap bahwa saya justru membuka pembicaraan untuk menghidupkan diskursus tentang apa yang disebut kritik publik terhadap pejabat publik itu,” jelasnya.
“Saya berterimakasih pada mereka. Mereka mendukung saya, bahkan sebagian memuji saya, bahwa saya memulai satu tradisi untuk memperlihatkan bahwa diskursus publik itu tidak boleh dihalangi oleh dendam pribadi. Sekali lagi itu poinnya,” pungkas Rocky.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait