Trust Indonesia: Duet Ketum Partai–Kepala Daerah Efektif Raup Suara Pemilih di Pilpres 2024

Furqon Munawar
Trust Indonesia: Duet Ketum Partai–Kepala Daerah Efektif Raup Suara Pemilih di Pilpres 2024. (Foto : Ilustrasi/Sindonews)

JAKARTA, iNewsBogor.id - Trust Indonesia menganggap formasi duet Ketua Umum (Ketum) Partai dan Kepala Daerah dalam pasangan Capres-Cawapres efektif dalam meraup suara pemilih di pilpres 2024. Direktur Eksekutif Trust Indonesia, Azhari Ardinal beralasan duet kedua posisi subjek tersebut mampu meraup suara karena kondisi basis massa yang sudah dimilikinya.

“Secara umum, Ketua Umum Partai dan Kepala Daerah adalah figur yang secara riil memiliki basis massa. Kombinasi keduanya tentu jauh lebih potensial mendatangkan dukungan pemilih ketimbang posisi lainnya,” kata Azhari dalam keterangan tertulis, Senin (11/9) siang.

Mantan aktivis pekerja ini pun menyinggung posisi Menteri yang berkompetisi sebagai Capres-Cawapres. Para Menteri, ungkapnya, membutuhkan upaya yang lebih besar untuk mengumpulkan suara daripada Ketum Partai dan Kepala Daerah lantaran ketiadaan basis massa.

Karena itu, bagi Azhari, figur Menteri yang berniat jadi Capres-Cawapres harus menyiapkan waktu yang lebih banyak untuk berkeliling dan mendatangi basis-basis massa.

“Karena itu, wajar bagi kami, bila sosok Menteri yang ingin jadi Capres-Cawapres mulai curi start melakukan kampanye. Mereka butuh effort yang lebih besar ketimbang Ketum Partai dan Kepala Daerah untuk mengumpulkan suara. Mereka akan lebih sering turun kampanye,” jelasnya.

Meskipun demikian, Trust Indonesia tetap mengingatkan duet Kepala Daerah–Ketum Partai untuk tetap menjaga basis suara yang dimiliki. Pasalnya, Pilpres seringkali menjadi medan pertarungan gagasan ketimbang sekedar urusan persoalan loyalitas belaka. Azhari pun mengingatkan kondisi Pilpres 2004 yang secara umum menegaskan sikap pemilih yang mengabaikan faktor loyalitas terhadap ideologi, dan cenderung memilih Capres-Cawapres yang menawarkan gagasan paling rasional.

“Terbukti pada pilpres 20 tahun lalu, pasangan Mega-Hasyim kalah melawan pasangan SBY-JK yang notabenenya pasangan baru. Selain karena SBY-JK merupakan Ketum Partai, alasan lainnya adalah soal gagasan pembangunan yang ditawarkannya kepada masyarakat dianggap jauh lebih baik dan lebih rasional ketimbang figur lainnya,” tutur Azhari.

Editor : Furqon Munawar

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network