Sebagaimana diketahui, SMKN 1 Pacet telah menerapkan pembelajaran kewirausahaan maupun PBL di sekolah. Akan tetapi, mitra menginginkan penguatan kerangka pembelajaran yang lebih optimal dan selaras dengan perkembangan teknologi yang pesat, agar kapasitas dan daya saing siswa-siswinyadalam kewirausahaan dapat meningkat. Selain itu, banyak guru yang masih mengalami kesulitan dalam implementasi PBL.
Mitra juga telah mengidentifikasi celah dalam materi ajar dan pola pembelajaran terkait desain dan teknologi. Saat ini muatan desain dalam kurikulumajar masih sangat sedikit, sedangkan semua jurusan SMKN 1 Pacet sangat membutuhkan pengetahuan tentang pola pikir desain.
Selanjutnya, teknologi 3D printing (3DP) secara khusus merupakan hal yang menarik bagi mitra, karena dapat diimplementasikan dalam pembuatan prototipe produk di beberapa bidang kejuruan, misalnya Tata Boga (untuk pembuatan model makanan dan minuman), Akomodasi Perhotelan (pembuatan hiasan/dekorasi ruangan dansuvenir), Teknik Komputer dan Jaringan (pembuatan wadah pelindung peralatan sistem jaringan), dll.Namun, pengetahuan dan keahlian desain maupun 3DP ini belum dimiliki oleh mitra. Selain itu, implementasi PBL juga perlu diperkuat. Dengan mengisi celah-celah tersebut, penguatan kerangka pembelajaran kewirausahaan dapat dilakukan, yang akan berdampak positif bagi pengembangan kapasitas kewirausahaan peserta didik.
Para guru SMKN 1 Pacet nampak tengah mengikuti praktek pelatihan dibawah bimbingan mahasiswa UPM. (Foto : Istimewa)
Secara khusus, Guru SMKN 1 Pacet diharapkan nantinya dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan tentang Human-centered Design dan 3D printing dalam proses pembelajaran kewirausahaan oleh siswa-siswi, sehingga kompetensi lulusan nanti akan semakin baik.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait