Yandi menuturkan pelaksanaan CGM tahun lalu yang digelar secara online sangat tidak sesuai dengan konsep CGM yang mengusung kepada pesta rakyat dengan kegembiraan yang dapat dirasakan seluruh masyarakat.
“Karena Cap Go Meh Bogor adalah street festival, tahun lalu berasa beda sekali dengan daring tidak terasa sama sekali street festival atau pesta rakyat,” tambahnya.
Pihaknya berharap tahun 2023 mendatang CGM dapat di gelar meriah dan melibatkan banyak kegiatan seperti tahun-tahun sebelum pandemi melanda.
“Harapannya meski pandemi belum selesai namun cap go meh tetap ingin memberikan kesan kegembiraan dan rasa optimis. Mudah-mudahan 2023 kita bisa on lagi ya,” harapnya.
"Hal yang pasti dan sedang dilakukan adalah mempercantik kota, dalam hal ini Vihara Dhanagun dan Jalan Suryakencana hingga gang Aut sepanjang satu kilometer akan di hias dengan gawangan lampion dan akan ada spot Photo,” demikian tambahnya.
Menurut Yadi, saat pandemi seperti saat ini hiburan untuk rakyat sangatlah diperlukan guna memulihkan mental banyak orang yang merasa tertekan dengan situasi yang baru dan kebiasaan yang baru.
“Rasa gembira dan optimis penting untuk dimiliki pada masa ketidakmenentuan dalam segala aspek kehidupan masyarakat akibat pandemi, suasana gembira dan optimis menjadi penting untuk menaikkan imunitas supaya jangan stress terus hahaha,” tuturnya.
Pelaksanaan CGM tahun ini kemungkinan masih akan digelar secara internal melalui daring. Berbeda dengan tahun sebelumnya, namun tetap menghadirkan doa 6 tokoh pemuka agama di Kota Bogor namun tidak akan ada acara tambahan.
“Sejauh ini pelaksanaannya hanya internal tidak untuk umum karena kondisi Kota Bogor masih level 2 omicron, saat berjalannya acara inti prokes juga akan tetap diberlakukan,” katanya.
“Kemungkinan yang sedang direncanakan, mudah-mudahan 6 pemuka agama dapat berdoa bersama di Dhanagun tapi kita gak lalukan streaming seperti tahun sebelumnya,” pungkasnya.
Editor : Hilman Hilmansyah
Artikel Terkait