"Andaikan Farabi dibaca dengan serius, ada kalimat-kalimat dia yang ketika saya baca Filsafat Bahasa itu persis dipakai di hari ini," kata Hazir.
Meski Al-Farabi punya pemikiran yang brilian, Hazir menyayangkan minimnya kajian terhadap sosok filsuf yang dijuluki Guru Kedua setelah Aristoteles ini.
Tanpa mengesampingkan ajaran metafisika dari para filsuf kondang seperti Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd, Hazir mempertanyakan mengapa pemikiran Al-Farabi justru jarang diperhatikan.
"Potensi yang begitu besar, kenapa tidak ada satupun yang melirik pemikirannya Al-Farabi?" tanya Hazir.
Hazir berharap melalui diskusi mengenai Al-Millah, masyarakat dapat menyaksikan bagaimana Al-Farabi tidak hanya memulai, tetapi juga mengakhiri kajian hikmah amali dalam tradisi Islam.
"Saya yakin di Al-Millah ini kita bakal menyaksikan betapa Farabi betul-betul memang bukan cuma memulai tapi mengakhiri kajian hikmah amali di dalam tradisi Islam," katanya.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait